Sampah Plastik

Lingkungan adalah tempat dimana kita berada, tempat dimana kita melakukan segala aktivitas sehari-hari. Lingkungan yang bersih itu akan berdampak baik bagi diri kita sendiri. Lingkungan itu bagian dari bumi yang mana dibumi ini terdapat makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Menurut ensiklopedia kehutanan mengatakan bahwa “Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Seperti kelembapan, cuaca, pengaruh hama, penyakit, tanah, dan terkadang juga intervensi manusia”.

Lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu Biotik dan Abiotik. Biotik adalah komponen makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan. Sedangkan abiotik adalah kompenen benda mati seperti udara, air, tanah, serta energi. Kedua lingkungan tersebut saling terkait dengan perilaku manusia. Perilaku manusia sering merusak lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.

Sampah merupakan sesuatu yang bersumber dari manusia seperti sampah dari rumah tangga, rumah sakit, pasar dan lainnya. Sampah dapat dibedakan menjadi 1) Sampah Anorganik/kering seperti besi, plastik, karet, botol, dan kaleng, sampah ini tidak bisa membusuk secara alami. 2) Sampah Organik/basah seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah, sampah ini bisa membusuk secara alami.

National Plastic Action Partnership mengatakan bahwa pada April 2020, sampah di Indonesia menumpuk mencapai 62,7 juta ton dan pada setiap tahunnya sekitaran 620 ribu ton sampah yang masuk ke sungai, danau dan lautan, dan diperkirakan akan naik jumlahnya pada tahun 2050 mencapai 150.000 ton sampah.

Menurut data Indonesia, saat ini indonesia menempati posisi kedua dengan pembuangan sampah plastik di dunia. Pada tahun 2022 ini mencapai 64 juta ton sampah, 3,2 juta ton sampah yang dibuang ke lautan dan 130.000 ton sampah yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri.

Plastik adalah barang yang tidak bisa terpisahkan oleh manusia. Manusia menggunakan plastik setiap saat dan kita juga sering menemukan plastik dimana-mana. Pada tahun 1950, sampah plastik yang digunakan mencapai sekitaran 8,3 miliar ton dan 60% sampah plastik yang tercecer di tempat sampah atau di lingkungan.

Jika kita terus-terusan mengkonsumsi plastik maka akan mengakibatkan jumlah sampah plastik yang sangat besar. Di dunia diperkirakan dalam satu tahun sekitaran 500-1 miliyar kantong plastik yang digunakan oleh masyarakat bumi, perharinya itu masyarakat bumi menggunakan kantong plastik sekitaran 1 juta plastik per menitnya. Sampah plastik ini sangat sulit untuk terurai, jika terurai pun ia membutuhkan waktu 100-500 tahun dan itu sangat lama.

Sampah plastik selalu menjadi sebuah masalah dalam lingkungan yaitu menjadikan pencemaran tanah, pencemaran lautan dan pencemaran lingkungan. Penelitian dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin yang dilakukan di Pasar Paotere Makasar mengatakan, bahwa 23% sampel ikan di lautan itu terdapat plastik di dalam perutnya.

Proses pengolahan sampah plastik ini bisa menimbulkan toxic (racun) atau bersifat karsinogetik (zat yang menyebabkan kanker). Sampah plastik ini jika diolah atau didaur ulang maka dapat menghasilkan Rp 16.379,472/bulannya dari produksi 48 ton sampah plastik.

Pada tahun 2050, diperkirakan sampah plastik akan naik dua kali lipat dari biasanya, ini diakibatkan karena banyaknya sampah dari rumah tangga yang mencapai sekitaran 60%-75%. Kenaikan dua kali lipat ini akan terjadi apabila pemerintah tidak ada kebijakan untuk sampah plastik, dan ini akan berakibat pada pencemaran lingkungan dan pencemaran ekosistem.

Dampak dari sampah ini mengakibatkan proses penghambatan air tanah, pencemaran sungai, pencemaran lautan, udara dan juga bisa menimbulkan berbagai penyakit bagi manusia.
Dampak negatif sampah plastik ini sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar kita. Dampak nya seperti banyaknya penyakit atau racun, pencemaran polusi di udara yang akan merusak kesehatan manusia dan pencemaran air laut yang akan mengakibatkan ikan-ikan yang di laut mati.

Jenis-jenis sampah yang paling banyak cemari lautan yaitu kemasan makanan, botol plastik, sedotan plastik, kantong belanja, dan styrofoam. Ada beberapa hewan yang terkena sampah plastik di lautan seperti Penyu. Pada tahun 2013 penelitian tentang Penyu ini mengatakan bahwa 50% Penyu memakan plastik dan bahkan sampai mati.

Ikan paus, pada 18 November 2018 terdapat bangkai ikan Paus di Wakatobi Sultra yang panjangnya mencapai 9,5 M dan lebar 1,85 M, didalam perut paus ini terdapat sampah plastik sebanyak 5,9 kg.

Untuk mencegah sampah plastik ini, sudah banyak orang-orang melakukan pembakaran sampah plastik, tetapi pembakaran sampah ini kurang efektif dikarenakan akan menyebabkan polusi dioksin di udara. Jika manusia menghirup dioksin ini maka akan menimbulkan penyakit seperti kanker, gangguan sistem saraf, hepatitis, pembengkakan hati dan gejala depresi.

Sebaiknya cara menanggulangi sampah plastik seperti membawa tumblet saat berpergian, mengurangi pemakaian sedotan plastik, mengurangi memakai kantong plastik saat berpergian dan lainnya. Atau menanggulangi dengan cara menerapkan 3R yaitu: Reduce (mengurangi sampah plastik), Recycle (mendaur ulang) dan Reuse (menggunakan kembali). Penerapan ini sangat penting bagi kita agar kita bisa melindungi lingkungan dari sampah.

Oleh: Siti Ulva Lisatin Zikra mahasiswi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Ar-Raniry.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.