Pemimpin dan Figur (2)

 Pemimpin  dan tokoh merupakan dua kata yang mempunyai arti yang berbeda.  Pemimpin bisa saja dia bukan seorang tokoh. Lain halnya dengan tokoh yang dapat menjadi acuan.

Pemimpin   adalah  seseorang orang  yang dapat mempengaruhi kelompok untuk menuju pencapaian tujuan. Seorang pemimpin sosok yang bertanggungjawab.  Seorang pemimpin yang hebat, dapat  menginspirasi kepercayaan pada orang lain dan menggerakkan mereka untuk bertindak atau berekspresi.

Apakah pemimpin  dalam  kepemimpinan merupakan kemampuan,  dalam arti dia seorang pemimpin karena  memimpin?  Itu persoalan lain. Karena kita tahu bayak orang berada dalam posisi kepemimpinan,  tetapi tidak memberikan kepemimpinan.  Pemimpinan memiliki dua tipe:

  1. Pemimpin kebenaran, keadilan, keadilan, kejujuran, ketulusan dan belas kasihan. Para pemimpin seperti para nabi dan para sahabatnya.
  2. Pemimpin Tirani. Para pemimpin penindas, kafir dan atheis. Iini seperti Firaun attau sejenissnya.

Jutaan  sosok pemimpin  dan figur yang pernah ada mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya:

DR A HALIM, Lahir di Bukit Tinggi pada 27 Desember 1911. Setelah lulus dari H.I.S. dia melanjutkan  ke Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta hingga mendapat gelar arts  pada Tahun 1940.

Halim sempat bekerja di Rumah Sakt Umum Negeri Jakarta dan Wakil Pemimpin Besar Gerakan Latihan Olahraga (GELORA) di zaman Jepang. Saat  republik diproklamirkan, Halim jadi anggota Badan Pekerdja Komite Nasional Indonesia Pusat dan Kepala Seksi Luar Negeri dan Penerangan dari B.P. K.N.I.P. Pada 16 Januari 1950, Halim ditunjuk  jadi Perdana Menteri RI. Setelah Bung Hatta jadi Perdana Menteri RIS. Dalam kabinet negara kesatuan dia Menteri Pertahanan Indonesia.

HAMENGKU BUWONO IX. Nama mudanja B.R.M Dorodjatun. Dia lahir di Jogja  pada tahun 1912,  dan lulus dari sekolah rendah sampai ke Universiteit Leiden bagian hukum. Pada Tahun 1940,  setelah ayahnja Hamengku Buwono  VIII meninggal, Dorondtum dinobatkan jadi Sultan Jogja.

Sultan Jogja kala itu dinamakan orang kuat yang ketiga dikalangan para Pemimpin Indonesia, karena sikap dan tindakan-tindakanya. Apalagi sesudah aksi polisi kedua, pengembalian daerah Jogja ke republik,  dia dapat menjalin keamanan di daerahnja.

Sangat menarik pandangan dunia luar atas dirinja. Sesudah Republik Indonesia Serikat (R.I.S) berdiri, beliau diangkat jadi Meteri Pertahanan dan Kabinet Negara Kesatuan Wakil Perdana Menteri Indonesia.

Hamka.                              net

HAMKA, kependekan dari Hadji Abdul Malik Amrullah. Dia lahir di Sungai Batang, Maninjau Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Sekolahnya  hanja sampai kelas dua, sekolah desa, Kemudian Hamka masuk Pergerakan Muhammadiyah. Ayahnja seorang alim terkenal, Dr.H.A Karim Amrullah.

Banyak buku-buku karanganja  bak air memancar yang tak berhenti karena banjaknya. Diantaranja  Falfasalah Hidup, Lembaga Hidup , Tasauf  Hidup, Tasauf  Modren dan banjak lagi selain bekerja  berbagai  Majalah Islam. Hingga akhir hayatnya dia menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia pertama.

F. HARJADI, dia lahir pada Tahun 1899 dari keluarga guru Sekolah Rakjat Ponorogo. Setelah lulus dari R.K. Kweekscool Muntilan, melanjutkan ke H.K.S dan Hoofdacte cursus di Bandung. Harjadi mulai bekerdja di H.I.S. Klaten kemudian di Solo, Malang sebagai Kepala Sekolah Guru Agama (S.G.A). Dalam pergerakan mula-mula dia masuk di Budi Utomo,  kemudian mendirikan Persatuan Partai Khatolik di Jawa (PPKD) jang diganti dengan Persatuan Partai Khatolik di Indonesia (PPKI). Sesudah republik berdiri pada 8 Desmber 1945, nama itu  di ganti dengan Partai Khatolik  Republik Indonesia PKRI ). Dalam kabinet negara kesatuan,  F. Harjadi dipilih sebagai Menteri Sosial Indonesia.

 SULTAN PONTIANAK HAMID II. Dia Lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913 dari keluarga bangsawan. Pernah sekolah di T.H.S. Bandung, kemudian ke Akademi Militer di Breda Nederland.

Pada Tahun 1933,  diangkat jadi Letnan II K.N.I.L. Tiga tahun kemudian menjadi  Letnan I. Waktu pendudukan Jepang, Hamid II ditangkap. Kaum keluarganja banjak dibunuh oleh serdadu-serdadu Jepang. Sesudah Belanda kembali ke Indonesia dan mengadakan gerakan separitisme,  dengan mendirikan negara-negara boneka, Hamid II djadi Kepala daerah Negara Kalimantan Timur dan Jadi Ketua B.F.O.

Dalam perundingan K.M.B. Hamid II jadi Ketua Delegasi B.F.O. dan dalam K.N.I.L. Kedudukanja sebagai Jenderal Mayor. Sesudah R.I.S berdiri, diangkat jadi Menteri Tak Berdepartemen. Kemudian  dia berniat merobohkan Pemerintah R.I,  hingga terbongkar rahasia penghianatannja dan  ditangkap, ditahan di Jogjakarta.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.