Pemimpin dan tokoh merupakan dua kata yang mempunyai arti yang berbeda. Pemimpin bisa saja dia bukan seorang tokoh. Lain halnya dengan tokoh yang dapat menjadi acuan.
Pemimpin adalah seseorang orang yang dapat mempengaruhi kelompok untuk menuju pencapaian tujuan. Seorang pemimpin sosok yang bertanggungjawab. Seorang pemimpin yang hebat, dapat menginspirasi kepercayaan pada orang lain dan menggerakkan mereka untuk bertindak atau berekspresi.
Apakah pemimpin dalam kepemimpinan merupakan kemampuan, dalam arti dia seorang pemimpin karena memimpin? Itu persoalan lain. Karena kita tahu bayak orang berada dalam posisi kepemimpinan, tetapi tidak memberikan kepemimpinan. Pemimpinan memiliki dua tipe:
- Pemimpin kebenaran, keadilan, keadilan, kejujuran, ketulusan dan belas kasihan. Para pemimpin seperti para nabi dan para sahabatnya.
- Pemimpin Tirani. Para pemimpin penindas, kafir dan atheis. Iini seperti Firaun attau sejenissnya.
Jutaan sosok pemimpin dan figur yang pernah ada mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya:
DR A HALIM, Lahir di Bukit Tinggi pada 27 Desember 1911. Setelah lulus dari H.I.S. dia melanjutkan ke Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta hingga mendapat gelar arts pada Tahun 1940.
Halim sempat bekerja di Rumah Sakt Umum Negeri Jakarta dan Wakil Pemimpin Besar Gerakan Latihan Olahraga (GELORA) di zaman Jepang. Saat republik diproklamirkan, Halim jadi anggota Badan Pekerdja Komite Nasional Indonesia Pusat dan Kepala Seksi Luar Negeri dan Penerangan dari B.P. K.N.I.P. Pada 16 Januari 1950, Halim ditunjuk jadi Perdana Menteri RI. Setelah Bung Hatta jadi Perdana Menteri RIS. Dalam kabinet negara kesatuan dia Menteri Pertahanan Indonesia.
HAMENGKU BUWONO IX. Nama mudanja B.R.M Dorodjatun. Dia lahir di Jogja pada tahun 1912, dan lulus dari sekolah rendah sampai ke Universiteit Leiden bagian hukum. Pada Tahun 1940, setelah ayahnja Hamengku Buwono VIII meninggal, Dorondtum dinobatkan jadi Sultan Jogja.
Sultan Jogja kala itu dinamakan orang kuat yang ketiga dikalangan para Pemimpin Indonesia, karena sikap dan tindakan-tindakanya. Apalagi sesudah aksi polisi kedua, pengembalian daerah Jogja ke republik, dia dapat menjalin keamanan di daerahnja.
Sangat menarik pandangan dunia luar atas dirinja. Sesudah Republik Indonesia Serikat (R.I.S) berdiri, beliau diangkat jadi Meteri Pertahanan dan Kabinet Negara Kesatuan Wakil Perdana Menteri Indonesia.

HAMKA, kependekan dari Hadji Abdul Malik Amrullah. Dia lahir di Sungai Batang, Maninjau Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Sekolahnya hanja sampai kelas dua, sekolah desa, Kemudian Hamka masuk Pergerakan Muhammadiyah. Ayahnja seorang alim terkenal, Dr.H.A Karim Amrullah.
Banyak buku-buku karanganja bak air memancar yang tak berhenti karena banjaknya. Diantaranja Falfasalah Hidup, Lembaga Hidup , Tasauf Hidup, Tasauf Modren dan banjak lagi selain bekerja berbagai Majalah Islam. Hingga akhir hayatnya dia menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia pertama.
F. HARJADI, dia lahir pada Tahun 1899 dari keluarga guru Sekolah Rakjat Ponorogo. Setelah lulus dari R.K. Kweekscool Muntilan, melanjutkan ke H.K.S dan Hoofdacte cursus di Bandung. Harjadi mulai bekerdja di H.I.S. Klaten kemudian di Solo, Malang sebagai Kepala Sekolah Guru Agama (S.G.A). Dalam pergerakan mula-mula dia masuk di Budi Utomo, kemudian mendirikan Persatuan Partai Khatolik di Jawa (PPKD) jang diganti dengan Persatuan Partai Khatolik di Indonesia (PPKI). Sesudah republik berdiri pada 8 Desmber 1945, nama itu di ganti dengan Partai Khatolik Republik Indonesia PKRI ). Dalam kabinet negara kesatuan, F. Harjadi dipilih sebagai Menteri Sosial Indonesia.
SULTAN PONTIANAK HAMID II. Dia Lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913 dari keluarga bangsawan. Pernah sekolah di T.H.S. Bandung, kemudian ke Akademi Militer di Breda Nederland.
Pada Tahun 1933, diangkat jadi Letnan II K.N.I.L. Tiga tahun kemudian menjadi Letnan I. Waktu pendudukan Jepang, Hamid II ditangkap. Kaum keluarganja banjak dibunuh oleh serdadu-serdadu Jepang. Sesudah Belanda kembali ke Indonesia dan mengadakan gerakan separitisme, dengan mendirikan negara-negara boneka, Hamid II djadi Kepala daerah Negara Kalimantan Timur dan Jadi Ketua B.F.O.
Dalam perundingan K.M.B. Hamid II jadi Ketua Delegasi B.F.O. dan dalam K.N.I.L. Kedudukanja sebagai Jenderal Mayor. Sesudah R.I.S berdiri, diangkat jadi Menteri Tak Berdepartemen. Kemudian dia berniat merobohkan Pemerintah R.I, hingga terbongkar rahasia penghianatannja dan ditangkap, ditahan di Jogjakarta.