Hati Seorang Ibu

Sulsel/beritaterbit.com – Ibu merupakan sosok yang paling dekat dengan anak dari pada ayahnya. Pasalnya pada awal kehidupan anak sejak terbentuknya konsepsi, berkembang menjadi embrio, kemudian sampai lahir, seorang anak banyak berhubung fisik maupun batin dengan Ibu yang mengandungnya.

Hal itu merupakan kodratnya seorang Ibu, namun sebagai anak, kita harus tahu berterima kasih kepadanya karena cinta, ia telah mendidik dan membesarkan kita dalam ruang lingkup keluarga kita masing-masing dengan caranya tersendiri. Semuanya itu bisa terwujud karena hatinya seorang Ibu yang mencinta kepada anaknya.

Karena kebaikannya seorang Ibu membuat kita, tak satupun yang tak berhutang budi kepadanya. Karena dia yang pertama yang memberi dan menanamkan berbagai bentuk nilai dalam proses pembudayaan dan pemanusiaan anak dari tahap yang paling dini. Karena jasa seorang Ibu bagi setiap manusia maka penting untuk dikenangkan dan diperingati, maka setiap tanggal 22 Desember bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu.

Karena Ibu adalah sumber proses pendidikan bagi anak maka tak bisa kita pungkiri bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama bagi anak, sebelum mengenal lingkungan yang lain, anak terlebih dahulu belajar dalam lingkungan keluarga, aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga .

Ibu adalah Ibu yang sampai kapan pun tak kuasa kita membalas kebaikannya karena cintanya terhadap anaknya, ia tak pernah menyerah dengan keadaan, ia rela berkorban demi masa depan anaknya. Ibu selalu menunjukan sikap satunya kata dan perbuatan. Karena ia tahu segala perbuatannya dan tindak tanduknya akan ditiru oleh anak, maka ia selalu memberi contoh hal-hal yang baik.

Sosok Ibu mirip seperti seorang pendidik ia menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja keras, sopan, hidup teratur dan sebagainya karena ia tahu, anak-anak tersebut akan berperilaku positif di luar rumah dan di sekolah. Anak yang di didik Ibunya hidup dengan kejujuran maka dia belajar tentang makna kebenaran. Anak yang hidup dengan keadilan maka dia belajar untuk menjadi adil. Anak hidup dengan pujian maka ia belajar untuk menghargai. Anak yang didik dengan toleransi maka ia belajar untuk bersabar.

Melihat hal-hal yang disampaikan tadi, tentu kita semuanya merasa bangga melihat perjuangan seorang Ibu yang mendidik dan membimbing kita, dimasing-masing keluarga. Dengan harapan yang hampir sama, kelak anak yang ia didik bisa berguna bagi bangsa dan negara dan paling tidaknya anaknya bisa menjadi pemimpin yang baik di ruang lingkup keluarganya masing-masing ketika dia menjadi kepala keluarga.

Terima kasih! Terima kasih Ibu! salam dari anak-anakmu, Amin.

Penulis : Frans Kato
Editor : Farid S

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.