Beredar Video Dugaan Kecurangan Yang Dilakukan Petugas SPBU 24.393.46, Ini Penjelasan Manager SPBU Gunung Agung

Kepahiang, Beritaterbit.com – Di momen Hari Raya Idul Fitri 1445 H beredar video yang memperlihatkan dugaan kecurangan pengisian bahan bakar minyak (BBM) pada salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 24.393.46 yang berlokasi di Desa Gunung Agung Bermani Ilir.

Video yang berdurasi kurang lebih 2 menit 23 detik ini pertama kali diunggah oleh Misran Efendi, konsumen yang merasa dirugikan oleh petugas SPBU saat pengisian bahan bakar pada kendaraannya jenis pick up warna biru, Rabu (10/04/2024) sekira pukul 10:25 menit WIB.

Dalam keterangannya pada video yang beredar tersebut, konsumen atas nama Misran Efendi berniat mengisi BBM sejumlah Rp 100 ribu dan menyerahkan uang dengan pecahan Rp 50 ribu dua lembar oleh petugas uang tersebut langsung diambil dari konsumen dan digenggam. Lalu nozle diarahkan ke tangki mobil milik konsumen dan pada saat pengisian BBM tersebut konsumen memperhatikan dari dalam kendaraan miliknya.

Pada saat nozzle diangkat oleh petugas dari tangki mobil angka pada alat pengisian menunjukkan Rp 50.000, sontak konsumen keluar dari kendaraannya dan menjelaskan kepada petugas bahwa ia mengisi BBM sejumlah Rp 100 ribu dan terjadi cekcok adu mulut antara konsumen dan petugas.

Oleh petugas setelah memperhatikan uang yang diberi konsumen kepadanya nominal Rp 100 ribu dengan pecahan Rp 50 ribu, petugas tersebut meminta maaf dan kembali memprogram untuk pengisian kedua kalinya. Namun konsumen merasa dirinya dirugikan langsung memarahi petugas dan akan melaporkan ke pihak management SPBU.

Kejadian tersebut berlanjut hingga salah satu petugas yang lain menghampiri konsumen dan mengajak untuk melihat monitor cctv yang berada pada salah satu ruangan kantor milik SPBU. Di dalam monitor terlihat jelas bahwa pengisian yang dilakukan oleh petugas pertama kali adalah sejumlah Rp 50.000 namun setelah cekcok protes dari konsumen, petugas tersebut kembali memprogram Rp 50.000 untuk kedua kalinya.

“Seandainya saya tidak memperhatikan dan memprotes hal ini, saya rasa mereka akan diam saja dan setelah saya protes dan memarahinya maka di isilah untuk kedua kalinya, memang sepertinya ada indikasi kecurangan oleh petugas SPBU Gunung Agung ini,” jelas Misran Efendi.

Berbekal rekaman video yang beredar dan keterangan dari konsumen tersebut, awak media ini mencoba mendatangi SPBU dan menemui Managernya. Diterima di depan kantor SPBU 24.393.46, Saidun selaku Manager yang mengurusi managemen SPBU ini menjelaskan kepada awak media bahwa seperti SPBU-SPBU yang lain, pada SPBU ini mempunyai SOP dan aturan sebelum pengisian bahan bakar kepada kendaraan konsumen salah satunya sebelum pengisian oleh petugas harus terpasang silikon di depan kendaraan konsumen.

Lalu menawarkan BBM non subsidi jika konsumen tidak mau BBM non subsidi dan meminta pengisian BBM subsidi maka petugas akan mengisi BBM subsidi, sebelum pengisian petugas meminta barcode dan menanyakan jumlah yang akan di isi oleh konsumen. Lalu setelah scan barcode petugas akan memprogram jumlah pengisian yang diminta oleh konsumen dan diawali dari angka nol yang ditujukkan oleh petugas kepada konsumen.

“Mungkin semua SPBU ada SOP cara operator melakukan pengisian BBM, kalau SOP ini bukan dari Pertamina bukan ya, yang ke Pertamina itu kami SOP penjualan baru kita koordinasi, contohnya BBM subsidi tidak boleh dijual kepada konsumen menggunakan jerigen tapi kalau SOP operasional itu swasta. Itukan SPBU ada 3 macam kan ada KOKO, DODO dan CODO, nah kalau kami itu KOKO arti nya KOKO itu pengolahannya swasta ngontrak ke Pertamina tapi walaupun kami swasta harus tetap ngikutin aturan pertamina. Tapi kalau aturan operasionalnya tidak, itu tergantung kami
contohnya masalah pengisian kalau kami disini operator itu wajib mengikuti SOP sebelum pengisian. Tadi kan di mobil tuh kalau di motor ngga usah di bahas ya, nah kalau di mobil tuh SOP yang pertama operator harus memasang silikon di depan mobil sebelum mobil itu berhenti. Kemudian wajib menawarkan produk non subsidi seperti Pertamax, Pertamax jumbo lalu sesuai dengan urutan hingga proses pengisian BBM pada kendaraan selesai ini harus diulang sampai tiga kali oleh operator,” jelas Manager SPBU Gunung Agung ini.

Kemudian ditanya langkah dan tindakan apa yang akan diambil oleh pihak management terkait permasalahan yang terjadi, Saidun mengatakan akan melakukan evaluasi walaupun secara berkala melakukan evaluasi mingguan dan bulanan.

“Kalau unsur kesengajaan itu tidak ya dengan kejadian tadi siang itu, awalnya konsumen menyerahkan uang pecahan Rp 50 ribu tapi dempet, mendapatkan bahwa uang itu Rp 100 ribu petugas kembali melakukan pengisian ke dua kalinya arti nya 50-50 itu ya, nah mengenai langkah dan tindakan apa yang akan diambil yang jelas kita akan evaluasi walaupun setiap harinya kita ada evaluasi. Kami kan ada 2 shift pagi dan sore setiap akan memulai pekerjaan kita brifiend dulu. Nah kami ini kan pelayan umum ya artinya dengan permasalahan ini kami meminta maaf kepada konsumen, lalu sebagai konsumen bagusnya di cek dulu dan jangan lupa memperhatikan monitor serta konsumen itu berhak meminta nota kepada operator baik mobil atau motor sehabis pengisian,” tutup Manager SPBU Gunung Agung.

Menanggapi penjelasan pihak SPBU, konsumen atas nama Misran Efendi yang merasa dirugikan mengatakan bahwa keterangan pihak SPBU tersebut adalah keterangan sepihak dan tidak sesuai dengan apa yang dirinya alami pada saat pengisian BBM di SPBU ini.

“Itu alasan mereka keterangan sepihak yang mereka sampaikan itu, bahkan tidak sesuai sama sekali dengan apa yang bapak alami tadi siang,
bapak siap duduk bersama dan menjelaskan kejadian sebenarnya bahkan sampai ke aparat penegak hukum bapak siap, kapan saja mereka mau bapak siap untuk duduk bersama,” jelas Misran Efendi ketika dihubungi via telepon.

Penulis: Agustin

Editor: Wulan

Ruangan komen telah ditutup.