Bupati Trenggalek Menjalankan Program Makaryo Neng Deso

Trenggalek, Beritaterbit.com – Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin menjalankan program ‘Makaryo Neng Deso’ tidak tanggung-tanggung Bupati membawa semua layanan yang ada di daerahnya diboyong ke desa, meskipun semua layanan dibawa ke desa diyakini tidak mengganggu layanan yang ada. Pasalnya hanya sekitar 40% yang diturunkan ke desa dan sisanya tetap menjalankan di kantor seperti biasanya, Rabu (11/1/2023).

Bupati Trenggalek menjalankan program ini semata-mata untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat, berbagai upaya dan inovasi telah dilakukan untuk melayani masyarakat. Seperti halnya melaunching cafe pelayanan publik tahun 2022, tidak puas dengan hal itu awal tahun 2023 Bupati membuat terobosan dengan membawa semua layanan yang ada ke Desa.

Bupati Trenggalek menganggap dengan mendekatkan layanan (bekerja di desa) dirasakan lebih aspiratif, bisa melihat dan mendengarkan langsung kondisi riil yang ada.

“Tujuannya Makaryo di desa untuk mendekatkan pelayanan ke desa, saya ngantor di desa tapi kapasitasnya tidak sebesar ini. Saya membawa OPD untuk memberikan pelayanan seperti yang kita lihat tadi, mengurus NIB, Sertifikasi halal kemudian BMUD menyalurkan kredit, solar Cell My Pertamina dan evaluasi jalan. Saat meninjau perbaikan jalan di Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak secara swadaya oleh masyarakat,” ungkap Bupati Nur Arifin.

Tujuannya ke Desa Bogoran tetapi kita juga ke desa lain. Di Karangrejo kita bersama petani mensolusikan penanganan hama, kekurangan pupuk dan segala macam lainnya. Kita juga mengantar KIS ke rumah warga miskin yang selama ini belum punya KIS secara door to door.

“Pelayanan Dukcapil juga ada, jadi hampir semua pelayanan yang ada bisa di akses di tingkat desa dan ini nanti akan digelar setiap hari Rabu. Hari Jum’at pagi kita evaluasi, kemudian sonjo Pendopo Kabupaten Trenggalek kembali saya buka namun waktunya Jum’at pagi sampai menjelang sholat Jumat,” cap Bupati Trenggalek.

Harapannya sekarang pelayanan bisa semakin dekat dengan masyarakat sekaligus ketika bertemu warga di bawa itu ada aspirasi bagaimana bagaimana kita bisa meningkatkan pelayanan. Seperti cetak Adminduk tidak jauh karena sudah ada anjungan Capil mandiri. Kemudian ada inovasi kita bekerjasama dengan startup lokal Bloojek untuk mengantar ke Desa-desa, kita punya UPT di Watulimo, Munjungan dan Dongko, bisa saja nanti UPTnya diperluas layanannya. Hanya cetaknya berdasarkan geometrik sehingga cetaknya pada kecamatan terjauh dari pelayanan Dukcapil.

Meskipun pelayanan di bawa ke desa pelayanan masyarakat di kota tidak terganggu karena kita berbagi tugas. Mungkin sekitar 40% yang ada di desa dan selebihnya seperti biasa, selain yang di desa terlayani maka kunjungan yang ke kota otomatis akan berkurang.pelayanan prima pun kalau cuma di kota maka masyarakat yang jauh seperti Panggul, Kampak butuh effort yang lebih jauh, biaya ngantri kan kasian maka kita yang mengalah. Karena kita punya anggaran maka kita yang mengalah dan kita kasih pelayanan ke bawah.

“Ada yang bisa ditindaklanjuti sekarang seperti sektor perijinan, salah satu UMKM tadi ingin desain yang bagus kemudian langsung didesain langsung jadi. Yang butuh ijin-ijin karena ijin itu cepat maka langsung keluar kemudian jalan rusak dan membahayakan pengguna jalan. Tim langsung mempersiapkan, kalau betonnya keras langsung bisa kita lapisi aspal pakai Anggaran Pemeliharaan Rutin,” pungkasnya. (SG)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.