Seteru Alapiu Helmi Vs Linda

Saling desak, saling tuding dalam Pilwakot Bengkulu Kota 2018 itu merupakan romantika. Itu merupakan wujud alapiu terhadap Bengkulu Kota.

Alapiu, I love you, cinta sifat kodrati dalam merebut kekuasaan. Bakkata penyair, bila hendak tahu rasa nikmatinya cinta, jangan akhiri dia dengan perkawinan. Karena cinta hakekatnya khayal. Cinta hanya indah dirasa, pahit saat yang nyata.

Cik hanya mendengar info, kalau Tim Linda menginginkan Helmi Hasan di diskualifikasi karena alasan yuridis. Tim Helmi menangkis desakan itu mengada-ngada dan kental nuansa politik. Nah kan jelas, apa yang dilakukan tim itu merupakan cinta. Cinta terhadap Negeri Bengkulu Kota Semarak.

Pertanyaannya, apakah masih dinamakan cinta bila tudingan dalam berseteru itu sudah mengarah kefisik, ke aib pribadi? Tentunya itu bukan cinta lagi tapi benci. Benci adalah cinta yang ternodai. Perbuatan pelaku pemerkosaan yang acapkali butuh noda untuk pembuktian. Ujaran atau ucapan akhirnya akan berkilah kalau dirinya melakukan pemerkosaan, karena saat kejadian pelakunya ikut goyang.

Anthony De Mello Sj mengatakan sifat cinta itu ada empat. 1. Tidak membeda-bedakan, 2. Cuma-cuma/tanpa pamrih, 3. Ketidaksadaran diri, 4. Bebas.

Antoine E bilang, “Cinta bukan berarti saling memandang, tetapi lebih bermakna menatap ke tujuan yang sama”.

Nah, seluruh peserta Pilwakot Bengkulu Kota ternyata mereka berangkat dari cinta. Jadi siapakah yang sesungguhnya yang benci itu?

Resonansi: Benny Hakim Benardie

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.