Sektor Agro Jadi Penyangga Ekonomi Di Masa Pandemi

Kegiatan menanam padi dari para petani Desa Payaman

MAGELANG, Beritaterbit.com – Hantaman pandemi telah memporak-porandakan hampir seluruh aktivitas perekonomian, namun tidak demikian dengan bidang pertanian.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan masih menjadi salah satu sektor penting pada struktur Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada kuartal I/2020 tercatat kontribusinya terhadap PDB dengan peran 12,84% merupakan ketiga tertinggi setelah industri pengolahan (19,98%) dan perdagangan besar dan eceran (13,30%).

“Kontribusi menurut lapangan usaha tersebut meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV 2019, peran sektor pertanian, kehutanan, kelautan sebesar 11,19%,” tutur Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri saat dimintai keterangan di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Fakta tersebut adalah sebuah bukti bahwa sektor pertanian masih tetap dan mampu bertahan dalam situasi serta kondisi tidak menentu seperti sekarang ini.

Diketahui, pada periode Januari–Maret 2020, dunia sudah mulai dilanda pandemi Corona akan tetapi sektor pertanian, kehutanan, kelautan pun mengalami pertumbuhan sebesar 9,46% pada kuartal I/2020 jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019. Hal itu dipicu masa tanam yang dimulai pada akhir Desember 2019 dan adanya masa panen pada Februari dan Maret 2020.

Sebagaimana yang terjadi di Desa Payaman Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Jawa Tengah, aktivitas para petani di desa tersebut tetap berjalan normal meski dibayang-bayangi pandemi dan mereka tetap mengolah lahan sawahnya untuk ditanami padi, Kamis (2/10/2020).

Di tuturkan oleh Purwanto, salah seorang petani asal Desa Payaman yang mengatakan bahwa dampak dari pandemi yang terjadi saa ini tidak mempengaruhi aktivitasnya di sawah, dimana dalam setahun bisa menanam padi minimal 2 kali.

“Di Desa Payaman, produksi gabah antara 4-5 ton per hektar dan saat ini untuk wilayah Secang sudah memasuki Musim Tanam I (MT I)”, kata Purwanto.

Purwanto menambahkan bahwa irigasi dari saluran Progo manggis selama ini tidak pernah mengalami masalah atau kering selalu mengalir 24 jam, sehingga ketersediaan air untuk pertanian selalu tercukupi.

“Disamping itu benih padi bibit unggul dan pupuk juga selalu tersedia sehingga kami tetap bisa menanam padi. Keberhasilan dalam bercocok tanam padi juga tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian yang selalu mendampingi kami. Semisal agar tanaman padi tidak terserang hama dan penyakit, maka oleh penyuluh pertanian disarankan untuk menanam padi secara serempak”, kata Purwanto.

Di tempat terpisah mantri pengairan Balai PSDA Progo Bogowonto Luk Ulo Muhtarhadi mengatakan bahwa selesainya perbaikan Saluran Induk Progo manggis yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Serayu Opak ( BBWSO) pada tahun 2019, telah mampu berfungsi secara optimal dalam mengairi areal persawahan seluas 3.663 ha dengan debit air rata- rata 4m3/detik.

“Jika air yang mengalir debit airnya kurang dari 4 m3/detik, berdasarkan kesempatan dengan Persatuan Petani Pemakai Air (P3A), dilakukan pergiliran yaitu Siang hari untuk daerah atas sedangkan pada malam hari untuk wilayah bawah yaitu Kecamatan Mertoyudan”, ungkap Muhtarhadi. (Marno).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.