GIRIK CIK: Bidadara Vs Bidadari
Mungkin ini mitos atau legenda Negeri Bencoolen waktu lampau. Benar atau tidak, hanya ‘itik kengkang’ yang bisa menjawab, soal pertikaian Bidadara versus Bidadari. “Maaf, ini tidak ada hubungannya wartawan vesus ibu dewan ya….”
Siang itu, Bidadari tak bersayap ini kecewa pada Bidadara. Bukan karena urusan cinta, tapi soal kewenangan dalam tugas pokok dan fungsi.
Akibatnya terjadilah perangtanding guling-guling di khayal mereka. Saling tekan, saling nakuti, saling umpat dari jarak jauh. Tapi nggak saling tembak. Hal ini tentunya membuat Rakyat Negeri Bencoolen lucu, miris, gemes dan ada juga yang marah.
Bidadara itu memang tugasnya sebagai pembawa kebijaksanaan bagi negeri, meskipun jam kerjanya hanya dua hari, selebihnya menghabiskan waktu di khayangan. Kalo di kita mungkin istilahnya Dinas Luar. Kalau di Negeri Bencoolen itu namanya Dinas Khayangan.
Selidik punya selidik, bukan Bidadari berseteru dengan Bidadara bukan karena soal kebijakan. Melainkan soal ketersinggungan atas ulah sikap bidadara yang membuat Bidadari muak. “Dia itu sombong, mentang-mentang dia bisa nulis”, ngedumel Bidadari kesal.
Dumelan Bidadari itu rumpanya didengan Bidadara yang kala iu ada DK diatas langit. Melalui telepati, maka terjadilah keributan. Namun naas, Bidadari hanya bisa ngoceh saja. Sementara Bidadara yang berang, mulai menulis dimana-mana, termasuk di dinding rumah orang.
Karena tak ada titik temu, maka Bidadara mengadu ke Badan Suaka Khayal untuk mencari solusi. Hingga akhirnya dapatlah solusi, untuk diadakan mediator perdamaian.
Rakyat yang melihat Bidadara versus Bidadari ini, tentunya timbul pertanyaan, sepenting, seurgen apa yang di persoalkan mereka itu? Bukankah itu hanya egosentris atau ego pribadi saja! Kata pepatah, tak ada yang tak bisa diselesaikan. Jangan menyelesaikan masalah dengan masalah.
Badan Suaka Khayal sempat menasehati mereka berdua. “Seharusnya, Kusut Tali, Tilik di Ujung Tali saja bro?”
“Kalau tak bisa gimana”, tanya salah seorang anggota badan.
“Kalau nggak bisa ya putusin aja tu tali. Keras, nggak bisa diputusin, matiin aja yang punya tali”, tegur seorang bidadari bersayap dari sepies berbeda langsung terbang.