Tanam Bibit Jagung Bantuan Warga Petani Gayo Lues Mengalami Kerugian

Gayo Lues, Beritaterbit.com – Sejumlah Petani Jagung di Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh mengalami kerugian yang sangat signifikan akibat bibit jagung yang diberikan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian tahun 2021 jenis Pioneer P35 Banteng berujung menjadi turunnya produksi jagung hingga 50%.

Hal tersebut yang menjadi keluhan warga petani jagung. Dari masa tanam jagung sebelumnya petani bisa menghasilkan 8-9 ton/hektare namun pada musim tanam jagung kali ini, Petani hanya menghasilkan 4–5 ton/ha. Keluh kesah serta kesal salah seorang petani yang akrap disapa Pak Ilham disampaikan kepada media harian-ri.com Jumat (17/06/22). Ilham mengakui bahwa hasil panen jagungnya kali ini mengalami kerugian dan anjlok tanaman bibit jagungnya itu sangat tidak berarti. Atas perlakuan yang dilakukan itu menyebabkan kerugian, tuturnya Ilham.

Pun demikian lanjutnya lagi, ketika Pak Ilham menanam bibit jagung dengan musim tanam sebelumnya. Ketika ditanyakan penyebab turunnya produksi jagung tersebut, Pak Ilham mengatakan bahwa karena kali ini dia menggunakan bibit jagung baru yang merupakan bantuan yang disalurkan oleh Dinas Pertanian Gayo Lues yaitu Pioneer P35 Banteng dan bukan hanya Pak Ilham saja yang mengalami kerugian, secara umum petani jagung yang menggunakan bibit baru tersebut mengalami nasib yang sama karena Petani harus mengeluarkan biaya secara swadaya untuk membeli herbisida, insectisida, fungisida dan obat-obatan lainnya serta pupuk yang harganya kian meroket, tambahnya petani itu.

Kemudian yang ironisnya lagi, bibit yang disalurkan hingga 75 ton dengan luas tanam sekitar 5.000 Hektare yang merupakan Kerjasama BNN dengan Kementrian Pertanian untuk mendukung Program Grand Design Alternative Development (GDAD) akhir tahun 2021 lalu.

Masyarakat yang mengalami kerugian sempat melakukan complain kepada pihak yang terkait karena pada saat menerima bibit bantuan tersebut ada kesan bahwa bibit tersebut terlihat ada sticker barcode yang bertujuan mendukung Program Kementrian Pertanian yang berbasis manajemen teknologi informasi melalui penggunaan aplikasi system informasi pembenihan berbasis online, namun petani yang memiliki handphone pintar (smartphone) tidak dapat mengakses informasi benih tersebut melalui penggunaan QR-Code/Barcode yang ditempel pada kemasan tersebut, padahal seharusnya Ketika petani menggunakan smartphone mengakses QR-Code maka petani dapat mengetahui diskripsi benih tanaman tersebut, karena Kementrian Pertanian sudah menginput data – data perbenihan secara oleh BPSB maupun produsen benih yang telah mendapat Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SSMM).

Cukup menggunakan aplikasi reader QR-Code/Barcode sudah diperoleh informasi mengenai identitas benih tersebut. Dikutip dari laman Web milik Kementan bahwa menurut Kasubdit Pengawasan Mutu Benih, Catur Setiawan, aplikasi ini cukup mudah, pengguna dapat menginstall aplikasi QR (Quick Response) Code Scanner pada Play Store android dan App Store untuk IOS.

Kemudian scanning barcode pada kemasan benih yang akan dicek, maka akan muncul informasi identitas benih. Perkembangannya, dilapangan sampai saat ini sedang dilaksanakan uji coba penggunaan QR-Code/Barcode, petani yang mendapat bantuan benih pemerintah di seluruh Indonesia, sudah bisa mengakses melalui QR-Code/barcode untuk melacak asal usul dan tanggal kadaluarsa benih, informasi produksi, jaminan label mutu benih bersertifikat yang sesuai standar, dan jumlah stok yang beredar, ujarnya. (jd)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.