Balas Budi

Makassar, beritaterbit.com – Makna kata yang tersirat pada judul tulis ini seperti mengajak pembaca untuk mencari tahu ada apa dengan “balas budi”. Bukankah kata balas yang sinonimnya adalah jawaban yang artinya kebaikan harus dibalas dengan kebaikan sehingga antara mereka tdak ada yang merasa “berhutang budi”.

Pergantian kepala dinas di suatu wilayah merupakan hal yang biasa dan tidak ada yang luar biasa karena semuanya itu seperti biasa-biasa saja meski sarat dengan kepentingan.

Mulai dari masuk akal hingga yang tidak masuk akal kadangkala terjadi, oleh karena itu harap maklum karena dinamika politik memang demikian. Suka atau tidak suka hal yang demikian kadangkala terjadi, menyusul setiap pergantian masa jabatan kepala daerah dan kemudian yang melanjutnya melakukan “perombakan”.

Fit and proper test sepertinya menjadi lagu wajib yang selalu dinyanyikan oleh anggota masyarakat karena banyak yang suka dengan hal yang demikian, karena dengan fit and proper test menempatkan seseorang yang akan mendapatkan jabatan kepala dinas bukan karena keinginan wakil bupati dan bupati, tapi berdasarkan hasil tim penilaian.

Olek karena itu fit and proper test bukan hal yang baru dan bukan juga yang diakal-akalan untuk supaya tidak mengecewakan kepala dinas yang akan diganti. Tapi fit and proper test itu merupakan cara yang baik untuk menempatkan seseorang untuk menjadi kepala dinas berdasarkan disiplin ilmu dan keahlian yang mereka miliki.

Masyarakat percaya bahwa job fit tersebut merupakan penerapan manajemen Apratur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif dan berbasis merit. Sehingga dalam melaksanakan kinerjanya benar proporsional. Tapi sungguh masyarakat tidak percaya jika fit and proper test itu hanya formalitas karena nama siapa-siapa yang akan menjadi kepala dinas sudah dikantong tim penilai.

Oleh karena itu sungguh tidak eloknya bahwa tim penilai mudah disetir oleh tim sukses, tapi kalo wakil bupati dan bupati mungkin saja bisa asalkan mereka mau.

Tapi kita yakin dan percaya bahwa menjadi kepala dinas bukan karena balas budi pada pilkada tapi karena mereka cerdas maka layak menjadi kepala dinas, berdasarkan hasil tim penilai yang bukan campur tangan dari pihak manapun maka mereka layak berjabat tangan sebagai ucap tanda trima kasih atas lulus seleksi atas keterbukaan tim penilai kepada publik. (Oleh Frans Kato)

Editor : FS Dg Ngalle

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.