Penghasil Garam Dapur Butuh Pembinaan Dan Bantuan Modal Usaha

Bireuen, beritaterbit.com – Sejumlah Gampong (Desa) di kawasan Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen terutama Jangka Alue Bie dan Tanoh Anoe adalah kawasan penghasil garam dapur terbesar di Aceh.

Demikian penjelasan Tgk Rusli bersama Iriana petani garam yang tengah memasak garam di dapur dalam sebuah gubuk dipinggiran Jalan gampoeng Jangka – Tanoh Anoe Cot Ijue kepada beritaterbit.com yang menemuinya, Rabu 15 Januari 2020.

Teungku Rusli dan Ibu Iriana di gubuk dapur kawasan Jangka Alue Bie menjelaskan, mayoritas warga di kawasan gampongnya itu berprofesi petani garam dapur sudah sebagai tradisi artinya sudah turunm temurun sejak nenek moyangnya.

Dijelaskan, mereka sudah secara turun temurun bekerja untuk memproduksi garam dapur, artinya sudah sebagai warisan menggelutinya sehingga hasil garam produksi dari gampong mereka terbesar di Aceh.

Menjawab terkait dengan pemasaran Ibu Iriani dan Teungku Rusli mengatakan bahwa pemasarannya itu diambil oleh agen ke tempatnya lalu mereka menjual ke toke yang di pasarkan ke seluruh Aceh dan bukan hanya di Kabupaten Bireuen.

Dijelaskan, prosesi memproduksi garam dapur di Gampong Tanoh Anoe dan Jangka Alue Bie pertama membuat tungku dan memasak air bibit garam dan tempat plat besi yang sering dipakai buat dinding mobil dengan ukuran 3 x 4 meter.

Setelah itu, air sumur yang sengaja di gali dekat gubuk atau dapur garam seluas 5 x 7 meter harus ditutup dengan atap Rumbia atau seng yang sengaja dibangun untuk memasak air garam dengan memakai kayu bakar dengan prosesnya sekitar enam jam.

Disebutkan, satu dapur dapat menghasilkan sekitar lima puluh kilogram garam namun bila ditekuni dan dibuat serius ibu rumah tangga petani garam dapur bisa memperoleh penghasilan Rp 200 ribu bahkan lebih perhari namun itu sudah sangat maksimal karena penjualan garam Rp 4 ribu perkilogram.

Lanjut Ibu Iriana jika terus kita sehat dan focus dalam proses pembuatan garam dapur, ekonomi bisa meningkat dan mencukupilah untuk biaya hidup dan sekolah anak-anak mulai jenjang pendidikan dasar bahkan sampai perguruan tinggi.

Disebutkan, produksi garam setiap panen sudah ada yang membelinya ke gubuk dan mereka (Agen/pedagang) langsung mengambil garam siap panen ke tempat pemilik dapur garam dan para pedagang itu memasarkan garam produksi Tanoh Anoe dan Alue Bie Jangka ke seluruh Provinsi Aceh.

Menjawab terkait dengan kayu yang tertumpuk sangat banyak bahkan hampir tertutup gubuk, Iriana sambil tersenyum mengatakan itu adalah kayu bakar walaupun dilihat banyak sebenarnya bagi kami masih belum cukup bahkan memerlukan dua kali lipat dari yang tertumpuk itu.

Menanyakan tentang bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bireuen atau Provinsi Aceh, Iriana menyebut belum ada baik itu bantuan modal usaha maupun pelatihan dan pembinaan untuk petani garam.

Butuh Bantuan

Dari hasil pembicaraan dengan para petani garam terungkap bahwa ratusan petani pengrajin garam dapur masih secara tradisional di Desa Tanoh Anoe dan Alue Bie .

Dan untuk memberdayakan ekonomi dalam upaya kesejahteraan mereka terus meningkatkan memproduksi garam dapur dengan adanya perubahan itu sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah baik itu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Aceh dan juga Pemerintah Kabupaten Bireuen.

Pengrajin garam dapur di Kecamatan Jangka sudah berprofesi puluhan tahun dengan cara tradisonal turun temurun (Warisan endatu) dan mereka sangat membutuhkan Pendidikan dan pelatihan serta pembinaaan agar ada perubahan dalam peningkatan ilmu pengetahuan.

Memang mereka menanti uluran tangan dari Pemerintah agar usaha pembuatan garam dapur dengan sistem dimasak perlu permodalan dan pembinaan agar mereka mampu meningkatkan pemberdyaan ekonominya.

Sementara Ibu Nurjamilah terpisah kepada beritaterbit.com menyebut, mereka terkendala modal usaha dan andaipun Pemerintah mau membantu usaha mereka berupa penambahan modal kerja,untuk membuat gubuk ukuran 5 x 7 meter, yang kini kondisi bangunan lama sudah banyak rusak dimakan usia apalagi beratap rumbia.

Selain itu untuk memasak air dan bibit garam, ditempatkan tungku yang dibuat dari plat besi ukuran 1,5 x 1,7 meter,untuk dapat memasak sekitar lima puluh kilogram garam dapur bersih putih, jelasnya penuh harap. (Suherman Amin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.