Memahami Kemenangan

Bengkulu,beritaterbit.com – Ada kalanya kita bertemu dengan orang yang serba tau dengan salah, aib dan cacat orang lain. Bagai kendaraan yang blong remnya saat menceritakan keburukan orang lain. Nasib dan kondisi orang lain bagai naskah yang sudah hafal diluar kepala. Lalu, bagaimana sikap kita menghadapi orang yang demikian? Caranya diam. Diam solusi terbaik.

Ketahuilah orang yang diam saat dicaci itu bukan karena bodoh, justru ia lebih pintar karena ia memahami bahwa melawan orang bodoh cukup dengan diam.

Saat ini momen saling bermaafan. Yang lalu adalah masa yang tak mungkin di ulang kembali. Hanya menambah luka dan rasa sakit hati. Pereda rasa sakit yang demikian adalah dengan memaafkan orang-orang yang terlalu fasih dengan jalur hidup kita ketimbang jalur hidupnya sendiri. Memaafkan kesalahan siapapun pada kita menunjukkan ketinggian akhlak, derajat dan kemuliaan. Sedangkan menyimpan dendam serta suka mengumbar aib orang adalah seburuk-buruk perbuatan. Bahkan disamakan dengan memakan bangkai manusia. Allah tak memerintahkan kita meminta maaf tetapi banyak dalil dalam Al Qur’an agar kita memberi maaf. Maka maafkanlah…(Salam UJH)

Pagar Dewa, 16052021
(Pesan Harian UJH edisi Ahad 16 Mei 2021)

#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.