Toleransi Beragama Terlihat Sangat Kental di Masyarakat Winong

Pati, beritaterbit.com – Kembali toleransi antar umat beragama terlihat di Desa Winong, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Untuk kesekian kalinya toleransi terlihat dari jemaat GKMI Winong dengan jamaah Masjid Al Muqorrobin yang terletak ditengah lingkungan perumahan warga Winong. Minggu (10/7).

Hari minggu ini bertepatan dengan tanggal 10 Dhulhijah dimana umat muslim merayakan Hari Raya Idul Adha dan juga dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada umat muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Selain itu hari minggu juga saatnya umat nasrani melaksanakan ibadah di gereja. Seperti yang dilakukan oleh jemaat GKMI Winong yang letaknya berseberangan dengan masjid Al Muqorrobin dan hanya dipisahkan ruas jalan kampung.

Dengan adanya pelaksanaan Sholat Idul Adha dan kegiatan ibadah gereja yang bersamaan tersebut bukan jadi kendala bagi umat untuk tetap mengedepankan sikap toleransi. Karena Sholat Idul Adha yang dilaksanakan tidak bisa diundur dan harus sesuai dengan waktunya, maka pihak gereja mengundur waktu ibadah hari minggu dilaksanakan setelah umat muslim melaksanakan Sholat Idul Adha.

Pendeta Didik Hartono, M.Th mengatakan kegiatan ibadah yang saling berdekatan seperti ini sudah sering terjadi disaat lalu, jadi umat sudah saling memahami dan mengerti tanpa harus diberikan penjelasan.

“Kami sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan kami dari pihak gereja memahami betul karena ibadah dari saudara kita yang harus tepat waktu, untuk itu kami mengundur jadwal ibadah hari minggu yang biasanya pukul 07.00 Wib menjadi pukul 08.00 Wib setelah setelah warga umat muslim melaksanakan Sholat Idul Adha,” ungkap Didik.

Sama yang dikemukakan oleh Pendeta Didik, Ketua Takmir Masjid Al Muqorrobin H. Santrimo juga mengatakan hal yang sama. Toleransi umat di wilayah Desa Winong terutama jamaah Masjid Al Muqorrobin dan jemaat GKMI Winong sangat tinggi dan sudah menjadi tradisi. Hal ini terbukti dimana saat jamaah Sholat Idul Adha dikarenakan tempat yang kurang, pihak gereja GKMI Winong membuka teras gereja untuk digunakan sebagai tempat jamaah masjid.

“Kami selaku takmir masjid mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi yang sangat tinggi kepada pengurus gereja GKMI yang menyediakan tempat teras gereja untuk digunakan melaksanakan Sholat Idul Adha,” ungkapnya.

Toleransi yang tinggi ditunjukkan juga dimana beberapa waktu yang lalu pihak gereja menerima tamu dari Amerika yang tergabung dalam MWC (Mennonite World Conference) dimana diikuti dari 58 negara. Ada dua orang perwakilan dari warga Amerika yang berkunjung dan berinteraksi langsung dengan jemaat GKMI Winong bersama jamaah Masjid Al Muqorrobin dan juga dengan warga sekitar. Sarasehan ini dilaksanakan di jalan yang memisahkan bangunan gereja dan masjid tetapi tersambung kanopi yang menghubungkan masjid dan gereja.

Inilah Indonesia, masyarakat yang majemuk akan tetapi tetap menjaga toleransi dan menjunjung tinggi keberagaman seperti salah satunya yang diperlihatkan masyarakat Desa Winong. (m@s)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.