Tes CPNS Butuh Standarisasi dan Otonom

Berita Terbit, Bengkulu – Mantan Wali Kota Bengkulu, Ahmad Kanedi berharap masyarakat Provinsi Bengkulu yang belum sukses saat tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), tetap bersabar dan berikhtiar. Masih banyak peluang kerja dan pengabdian, selain jadi Aparatur Sipil Negara.

Hal ini merupakan  empati Bang Ken panggilan akrab Ahmad Kanedi, saat  mengetahui hasil tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Provinsi Bengkulu Tahun 2018, yang lulus hanya 2,5 persen saja, dari 5.453 peserta.

“Padahal kebutuhan akan ASN untuk kepentingan formasi suatu keharusan. Tentunya Calon ASN yang mempunyai kemampuan yang mempuni, guna meningkatkan kinerja pemerintah”, kata Bang Ken, Minggu (04/11).

Di sisi lain,  pada  masyarakat ada kebanggaan tersendiri, bila ada anggota keluarganya lulus sebagai ASN. Walaupun realitasnya  masih banyak dan terbuka lebar berbagai  peluang kerja.

“Pengabdian yang jauh lebih hebat dan mulia dari ASN di era saat ini. Bahkan lebih di butuhkan oleh negara dan bangsa Indonesia. Bisa jadi wiraswasta, pelaku ekonomi  atau pengusaha”, jelas Bang Ken.

Apalagi mengingat untuk  jadi ASN, para calon harus memenuhi standarisasi tertentu. Melalui beberapa tahapan. Terbukti, banyak masyarakat di Provinsi Bengkulu ini  tidak terpenuhi standarisasi yang ditentukan.

Usulkan ke Pusat

Bang Ken mengusulkan, agar  terpenuhi kuota formasi di pemerintahan,  seperti di Provinsi Bengkulu, sebaiknya  penerimaan CPNS kedepan, setiap provinsi di Indonesia punya standarisasi masing- masing. Termasuk  dilakukan tes mandiri, otonom, yang  diawasi ketat oleh Kementerian PAN RB, BAKN Pusat.

“Sehingga,  prosesnya  dapat transparan, baik, jujur dan bersih. Kebutuhan akan ASN tercapai. Peluang putra-putri daerah juga besar untuk mengabdi ke negara”.

Untuk merealisasikan itu, baiknya pemerintah provinsi, kabupaten  dan kota, bersama-sama mengajukan usulan itu ke pemerintah pusat. Besar peluang pihak pusat akan  mengabulkan usulan tersebut.  Bang Ken juga  berpesan pada adik-adik peserta tes, berjuanglah dengan  baik. Semoga berhasil jadi ASN. Bila belum berhasil,  jangan  kecewa. Tetaplah bersemangat. Yakinlah, Tuhan Yang Maha Esa sudah  menentukan lain tempat  untuk mengabdi yang lebih baik, mulia serta lebih sukses.

“Sudah banyak contoh sebelumnya, yang gagal jadi ASN, gagal jadi TNI, Polri, tapi lebih sukses ditempat lain. Bahkan suatu saat bisa jadi pimpinan ASN. Inilah makna otonomi daerah, dimana daerah boleh ngurus full ASN-nya, serta  ngurus daerahnya dengan mandiri”, jelas Bang Ken.

Jangan Dipaksakan

Pada pemerintah daerah,  mengingat sistem penerimaan CPNS saat ini kata Ban Ken, hendaknya kuota penerimaan CPNS jangan dipaksakan, bila infrastrukturnya belum siap. Lakukan saja dengan sistem yang ada di daerah dan terus diperbaiki.

“Ini kita lihat, seakan-akan  ada yang dipaksakan. Sehingga tidak terlalu nyaman bagi peserta. Mulai dari  tempat tes, perangkat tes, soal-soal tes yang terlalu sulit. Belum sejalan dengan  pemahaman akademik di kampus atau sekolah di Indonesia, serta belum pernah diajarkan”.

Perlu diingat, katanya, aturan yang ada masihb belum sama satu dengan yang lainnya. Pengaturannya  masih tumpangtindih. Ini perlu perbaikan, berbenah kedepannya, untuk Indonesia lebih maju. (ck)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.