Pelatihan IHT Sekolah Penggerak Berakhir, Kadis P dan K Apresiasi Sekolah Penggerak

Bireuen, Beritaterbit.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis P dan K) Kabupaten Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, M.Pd mengapresiasi para guru dan sekolah penggerak yang sangat berdedikasi penuh dalam pembaharuan dan Inspiratif serta tekun dalam prosesi pelaksanaan pelatihan In House Training (IHT).

Apresiasi diungkapkan Kadis P dan K, Muhammad Al Muttaqin dalam pernyataannya ketika menutup secara resmi pelatihan In House Training (IHT) yang dilaksanakan delapan hari (28 Juni-6 Juli 2021) dalam rangkaian implementasi pembelajaran program sekolah penggerak yang diikuti Kepala sekolah dan 13 guru SMPN 1 Bireuen, di sekolah setempat.

Muhammad Al Muttaqin yang baru beberapa hari dilantik sebagai Kepala Dinas P dan K Bireuen menggantikan Drs Muhammad Nasir, M.Pd menambahkan, seiring dengan komitmen Mendiknas RI “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar,” memang butuh dorongan untuk guru-guru bermualitas dan hebat dalam prosesi pelayanan peserta didik dalam rangka mencetak pemimpin masa depan.

Prosesi kegiatan IHT dan penutupan pelatihan In House training ( IHT) di SMPJN 1 Bireuen (Suherman Amin)

“Guru merupakan profesi mulia, jadi guru harus benar-benar merdeka mengajar. Jika ada guru yang bermasalah, dipermasalahkan atau disalahkan, maka saya adalah orang yang pertama yang pasang badan untuk membelanya, apalagi orang-orang jadi hebat berkat guru-guru yang sehat,” ujarnya.

Sementara Kepala SMPN 1 Bireuen, Ibrahim Harun SPd MSM menyebutkan bahwa pelatihan IHT yang berlangsung selama 8 hari diikuti oleh dirinya dan 13 guru peserta karena sekolahnya telah ditetapkan sebagai salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Bireuen.

Dikatakan Ibrahim, di antara tujuan pelaksanaan Pelatihan IHT selain merefleksikan nilai dan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan perannya sebagai guru/pendidik dan juga mengidentifikasi komponen kerangka kurikulum peranan pemangku kepentingan mulai dari tingkat pusat sampai satuan pendidikan dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

“Selain itu capaian pembelajaran pada berbagai mata pelajaran dengan mengaitkan peranan Capaian Pembelajaran sesuai dengan tingkat pencapaian peserta didik (kebutuhan, ketercapaian dan gaya belajar sesuai dengan fase perkembangan anak) dan mengidentifikasi keterkaitan antara profil lulusan dengan visi dan misi sekolah, program dan pembelajaran di Kelas, menginvestigasi sumber daya dan tantangan wilayahnya untuk merancang projek penguatan profil pelajar Pancasila pada satuan pendidikan,” jelasnya.

“Dengan adanya pelatihan IHT yang sudah kita laksanakan, Alhamdulillah dengan tetap memahaminya dengan cermat akan memperoleh wawasan bagi kami tentang Kurikulum Sekolah Penggerak dan dapat menjalankan fungsinya dalam menjabarkan Capaian Pembelajaran (CP),” sebut Pak Ibrahim Harun.

Dalam kaitan tersebut, juga tidak luput tujuan pembelajaran dalam bentuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), membuat modul ajar sebagai pengganti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan yang terakhir adalah Tim Komite Pembelajaran dapat menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan yang nantinya akan digunakan di sekolah pada saat tahun ajaran baru.

Ditambahkan, yang tidak kalah pentingnya Pak Kadis P dan K Bireuen yang baru, para guru kami memahami petunjuk teknis penguatan SDM melalui pelatihan dan pendampingan pada Program Sekolah Penggerak sebab siklus pembelajaran dimulai dari proses refleksi, evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang menjadi informasi untuk membuat rencana pembelajaran yang berbasis pada data, dan selanjutnya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Terkait masalah tersebut, Ibrahim beserta para guru di SMPN 1 Bireuen berharap kepada Kadis P dan K Bireuen yang baru, Bapak Muhammad Al Muttaqin arahkan dan lakukan pembinaan terhadap dirinya dan para guru di SMPN 1 Bireuen demi kemajuan pendidikan serta kualitas pendidikan di kabupaten Bireuen, lebih maju dan SMPN 1 Bireuen menjadi sekolah pertama yang dijadikan sebuah icon pendidikan tentang pemberdayaan guru. (Nurdin/Suherman Amin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.