Mengenai Hasil Swab Yang Berbeda, Jecky : Saya Menantang Untuk Lakukan Adu Data Hasil Lab

Bengkulu, beritaterbit.com – Tudingan hasil pemeriksaan SWAB Walikota Bengkulu Helmi Hasan yang direkayasa dirasa sangat berlebihan, menurut kuasa hukum Pemprov Bengkulu Jecky Haryanto.

“Pemeriksaan dari laboratorium RSMY seakan dibuat tidak benar, padahal RSMY menyambut sampel swab dari RSHD kota Bengkulu yang berada di bawah kendali Walikota, sampel itulah yang kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium PCR RSUD M. Yunus.” ujar Jecky saat dijumpai di sela-sela aktivitasnya, Rabu (02/09/2020).

Selain itu, isu mempolitisir Covid ini sangatlah tidak beralasan, karena dalam pernyataan KPU di beberapa media bahwa Corona tidak menghilangkan hal seseorang untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2020. Kemudian, ada juga yang menyebut Pak Gubernur sudah mengumumkan terlebih dahulu hasil SWAB Walikota, ini tentu tidak benar.

“Pak Gubernur itu tidak mengumumkan, namun dia menjawab chat pribadi dari wartawan. Tentu ini berbeda konteksnya, hasil tersebut diumumkan justru oleh pihak yang berkompeten seperti Dinas Kesehatan atau Gugus Tugas, dan inilah yang dipolitisir oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” jelas Jecky.

Terakhir, ia menyarankan jika masih ada yang meragukan hasil pemeriksaan dari gugus tugas atau tim laboratorium dapat melapor dan membawa masalah ini ke ranah hukum agar segera ditindak pihak berwajib.

“Sebaiknya jika masih ada keraguan dan ada yang merasa dirugikan, bawa saja ke ranah hukum agar ada titik terang dan tidak ada prasangka, langkah ini yang benar, sebagai kuasa hukum Pemprov saya menantang untuk kita lakukan adu data hasil lab.” tambahnya.

Jecky juga menegaskan status RSUD M. Yunus yang merupakan rumah sakit rujukan nasional penanganan covid-19 di provinsi Bengkulu.

“Sebagai rumah sakit rujukan nasional penanganan covid, untuk melakukan tes swab ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan semua hasil pemeriksaan tidak dapat direkayasa, karena setiap hasil akan dilaporkan ke gugus tugas provinsi yang kemudian diteruskan ke gugus tugas nasional untuk dibuatkan rilis penambahan pasien baru, jelas pihak laboratorium dan tim gugus tugas tidak bisa melakukan rekayasa, lalu apa untungnya mereka melakukan rekayasa?” Pungkas Jecky.

Jecky juga mempertanyakan tentang upaya Helmi Hasan itu melakukan swab ulang.

“Jadi ingin tau, apakah dua rumah sakit RS. Pelni dan RS. Mayapada itu merupakan rumah sakit rujukan penanganan covid? Sehingga harus ada tes ulang di dua rumah sakit tersebut dan tidak mempercayai hasil lab yang dikeluarkan laboratorium PCR di RSUD M. Yunus?” Pungkas Jecky.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.