Bupati Melantik 230 Pejabat Eselon II, III, dan IV, 3 Kadis dan Direktur RSUD “Diparkir’’

KEPAHIANG, Beritaterbit.com – Bupati Kepahiang, Dr. Ir. Hidayatullah Sjahid, MM, IPU melantik 230 pejabat eselon II, III dan IV. Upacara pelantikan diselenggarakan di Gedung Serba Guna Dinas Dikbud, pukul 09.30 WIB, Kamis (14/3).

Menariknya, 3 Kadis dan Direktur RSUD “diparkir’’.  Mereka adalah Kadis PUPR, Dr. Ismail Hakim, MM yang duduk manis sebagai fungsional umum Setdakab. Posisi Ismail asal Musirawas itu digantikan pejabat baru, Rudi Andi Sihaloho sebagai Plt.

Lalu, Kadis Kominfo, Aidil Fitri, SH juga menempati kursi fungsional umum Setdakab. Aidil digantikan Kushadi Cahyadi yang sebelumnya menjabat Sekretaris BKD.

Disusul Kadis Kearsipan dan Perpustakaan, Yuni Hartati, S.Sos digantikan Muhdi, SPd yang sebelumnya menjabat Sekwan DPRD Kepahiang. Sedangkan Yuni Hartati juga duduk di kursi fungsional umum

Terakhir, Plt Kadis Kesehatan, Saprialis digantikan Tajri Fauzan, SKM, sebagai Plt. Sedangkan Saprialis menjabat Kabag Umum dan Kepegawaian RSUD.

Plt. Direktur RSUD, dr. Feby Nursanda juga diganti dr Hulman August Erikson. Sebelumnya dr Hulman bertugas sebagai tim medis RSUD.

Saat membacakan SK pelantikan dihadapan para pejabat yang dilantik, Bupati sempat ‘’berang’’. Pasalnya, SK pelantikan yang dibaca Bupati belum dibubuhi nomor.

“Bagaimana ini? Mengapa SK-nya belum diberi nomor? Mana disiplin kerja pejabatnya? Ini bukti kerja asal-asalan. Masa dari sebanyak pejabat yang ada tidak ada yang membaca dan mengecek SK yang belum dikasih nomor ini. Sejak awal saya sudah merasa kesal. Ketika pelantikan dilaksanakan, dibaris belakang ngobrol dan tidak menghargai upacara pelantikan ini. Ini merupakan gambaran rendahnya disiplin ASN. Dan panitia pelantikan sangat tidak profesional,’’ kata Bupati dengan nada tinggi.

Lalu, Kepala BKD Kepahiang, Dr. Feriyandi langsung meminta staf untuk memberikan nomor SK pelantikan yang akan dibaca Bupati. Selain itu bupati menyoroti meja untuk menandatangani SK pelantikan terlalu rendah. Sehingga Bupati harus membungkuk. “Apa tidak ada meja yang lebih tinggi lagi,” ujar bupati.

Usai menyampaikan kekesalannya, bupati menjelaskan bahwa mutasi yang dilaksanakan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Diantaranya, usulan dari OPD, hasil evaluasi kinerja pejabat,  dan kesesuaian pendidikan dan jabatan.

“Saya sengaja tidak mengambil pejabat dari luar. Tapi, saya memberdayakan SDM Kepahiang. Ini harus didukung. Jangan dianggap bupati tidak pernah marah, bupati arif dan bijak, bupati tidak pernah menuntut dan bupati lemah. Sehingga disiplin dan kinerja pejabat menjadi asal asalan,” kata bupati.

Kepada para pejabat yang dilantik, bupati berpesan agar segera mempelajari Tupoksi. Lakukan koordinasi ke bawah, kesamping dan ke atas.

“Jadi pejabat itu jangan hanya mengharapkan punya eselon, ada mobil dinas, ada SPPD, dan TPP. Tapi, jabatan yang diberikan merupakan kepercayaan yang harus dilaksanakan dengan tanggung jawab. Tingkatkan prestasi dan kinerja,” demikian Bupati. (Rls)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.