Uni Ita Sosok Pejuang Receh yang Gigih dan Pantang Menyerah

Pariaman (SUMBAR), beritaterbit.com – ‘’Uni Ita’’ begitulah sapaan akrabnya sehari-hari. Sosok Ibu Rumah Tangga yang merupakan warga Kota Pariaman tepatnya di jalan SM. Abidin Kelurahan Pasir Kecamatan Pariaman Tengah ini kesehariannya berprofesi sebagai penjual “Serabi dan Sumbareh” yang merupakan kuliner tradisional khas Sumatwra Barat yang selain rasanya enak juga diminati.

Uni Ita adalah sosok perempuan yang tangguh, gigih dan pantang menyerah. Meskipun dalam keadaan sakit, ia tetap semangat berusaha demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk keluarga tercintanya.

Wanita 47 tahun ini sudah lama berjualan sampai saat ini, walaupun dengan kondisi stroke yang telah diidapnya selama delapan tahun terakhir, tidak membuatnya berhenti berjualan demi membantu ekonomi keluarganya.

“Jualan serabi dan sumbareh ini merupakan usaha turun temurun yang telah saya geluti, mulai dari nenek, ibu, dan saya generasi ketiga yang melanjutkannya. Alhamdulillah walaupun dengan kondisi saya seperti ini, tetapi saya masih bisa berusaha dan tidak terlalu banyak membutuhkan bantuan dari keluarga”ujar Uni Ita .

“Dalam sehari biasanya saya bisa membuat adonan serabi dan sumbareh ini sekitar lima sampai enam kilogram, tapi sekarang karena dalam kondisi pandemi covid-19 adonan yang saya buat berkurang menjadi tiga sampai empat kilogram”,terang ibu tiga orang anak ini.

Menurut keterangan Humas Pemko Pariaman dalam rilisnya hari ini, saat diwawancarai Kamis (14/1) lalu dikediamannya Uni Ita menjelaskan, untuk adonan serabi dan sumbareh ini, beliau bertugas untuk merendang tepung berasnya saja, karena keterbatasan beliau dalam melakukan gerakan dengan kondisi stroke yang dideritanya, sedangkan untuk mengaduk adonannya dilakukan oleh suami Uni Ita sesuai dengan arahan dan petunjuk yang diberikan oleh Uni Ita.

“Setelah semua bahan adonan selesai, suami dan anak menolong saya untuk meletakannya di pondok ini, dan setelah itu barulah saya yang memasaknya sambil menunggui pembeli dan pelanggan yang datang untuk berbelanja. Untuk satu buah sumbareh saya jual seharga dua ribu rupiah, dan untuk satu buah serabi saya jual seharga dua ribu lima ratus rupiah saja”, ungkap Uni Ita.

“Alhamdulillah walaupun masih dalam keadaan pandemi covid-19, saya masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga, ditambah lagi dengan penghasilan suami yang didapatnya dari berjualan mainan, minuman, dan rokok, secara keliling, walaupun menjualkan dagangan orang lain’’ ujarnya lagi.

Beliau berharap, semoga pandemi ini cepat berakhir dan kesehatan selalu diberikan Tuhan kepada beliau, sehingga masih bisa berjualan untuk membantu perekonomian keluarganya. (Z.Z/MR)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.