Ternyata Wanita Brillian itu Putri Manna

Siapapun yang bertemu dengannya, dapat dipastikan akan berdecap kagum dengan kecantikan serta kharisma yang dimiliki sosok wanita jebolan kampus ternama, Institut Teknologi Bandung ini, Zaumi Sirad Ssi.Apt.

Wanita pengusaha dengan berbagai ide brillian ini selalu sumringah saat disapa dan menyapa siapa saja. Inilah sosok Zaumi Sirad Ssi.Apt., yang lahir di Manna, Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu pada Tahun 1977 lalu.  Dia merupakan putri dari keluarga Sirad HM. Adil (Alm.) dari Manna  Bengkulu Selatan .

Zaumi merupakan owner PT Buatan Guna Indonesia (BGI) ini mantan aktivis dan tidak ditampik memang ada darah keturunan.  Takplak banyak  karib kerabat yang mengusulkan agar dirinya ikut berkiprah ke panggung politik nasional sebagai anggota Legislatif.

Tentunya hal itu mendapatkan suport dari suaminya,  Ir Vitex Grandis (48), seperti sebelumnya mensuport Zaumi menjadi pengusaha sejak Tahun 2001 silam.   Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang engineering dan machinery agro industri,  yakni membuat pabrik dan mesin pengolahan hasil agro atau pasca panen.

Andil Dalam Politik.

Meskipun dngan berbagai kesibukannya, Zaumi Sirad  merupakan sosok seorang ibu yang di kagui  Mikayla Zweena Grandis (9),  M. Zaidan Arkanshah Grandis (7) dan Dhaneeza Alma Grandis (2) buah hatinya.   Sejak kuliah di ITB,  Zaumi sudah aktif sebagai pengurus Unit Bola Voli ITB, serta pengurus Ikatan Kepemudaan Bengkulu Selatan yang ada di Bandung Jawa Barat. Tak hanya itu,  dia juga  aktif di komunitas Anti Hoax Bandung dan beberapa komunitas kemasyarakatan lainnya.

Kini dirina ingin terjun ke dunia politik. “Saya memberanikan diri terjun ke dunia politik,  karena ingin lebih berguna buat orang banyak.   Politik sudah bukan hal yang menakutkan bagi kaum wanita.  Apalagi sekarang ini wanita mendapat presentase lebih untuk hadir dipercaturan politik Indonesia, Saya akan gunakan kesempatan ini,  karena melalui jalur parlemenlah saya bisa berjuang dengan maksimal terkait dengan kebijakan dan kepentingan rakyat”, ujarnya.

Apalagi, dunia politik bukan hal baru bagi keluarga besarnya di Bengkulu Selatan. Kakeknya pernah menjadi salah satu kepala daerah di tempatnya lahir.  Kakaknyapun sudah ada yang jadi anggota DPR RI.

“Beruntung saya mencalonkan diri dari PSI,  karena tidak ada biaya apapun untuk menjadi Caleg disini”.

Dirinya diterima untuk jadi Caleg melalui system penyaringan secara intelektual, membuat esai dan mempresentasikan idenya di depan panitia seleksi dari DPP PSI. Alhamdulillah,  ide dirinya tentang visi-misi pembangunan kesadaran berbangsa bagi anak-anak adalah hal yang menarik bagi PSI.

“Saya mencalonkan diri dari daerah pilihan Jabar 2.   Dapil ini wilayah yang sudah akrab dengan konstituen dewasa dan yang mudanya,  sejak saya kuliah di ITB sampai hari ini saat saya sudah berumah tangga.   Karena saya baru saat ini terjun ke politik praktis,  maka saya banyak dibantu. disokong oleh teman-teman sendiri untuk sosialisasi program.  Target saya,  mendapat suara cukup untuk bisa melaju ke DPRD kota Bandung”, papar Zaumi Sirad.

Bila terpilih nanti, Dia akan mengulirkan program pembenahan pasar tradisional, untuk program jangka pendek.  Menyediakan area lingkungan industri kecil untuk UKM produsen produk good consumer yang mengolah bahan baku dari petani dan peternak di daerah tetangga Bandung. Itu  untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota Bandung yang merupakan program jangka menengah.

Sedangkan program jangka panjangnya adalah,  membangun sistem manufaktur di Bandung yang memproduksi produk substitusi import,  seperti pakan ayam,  yang mana karena dolar naik,  maka harga telor ayam ikut naik,  akibat menggunakan pakan ayam import. Apalagi Kota Bandung merupakan provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia.   Di kota ini ada ITB, UNPAD, UNPAR, yang terkenal secara nasional,  sehingga solusi permasalahan bangsa ini seharusnya muncul dari kota ini.

Substitusi produk import dan menggantinya dengan produk lokal dengan brand lokal bisa dilakukan dengan cepat dan mudah,  bila menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu cara.   Juga produksi yang dilakukan di Bandung dengan menggunakan bahan baku dari petani lokal Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia.

“Contohnya seperti pabrik ‘Samsung’ yang memproduksi smartphone untuk kebutuhan dunia.   Petani tidak perlu khawatir harga panennya akan anjlok,  dan kebutuhan lokal bisa terpenuhi,  sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi”  pungkasnya. (ck)

 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.