Tentang Pelaksanaan Puasa Syawal

Bengkulu,beritaterbit.com – Tentang besarnya pahala 6 hari puasa Sunnah Syawal dijelaskan Rasulullah sama dengan puasa setahun. Tentu sangat rugi kalau tidak dikerjakan. Dan dalam pelaksanaannya boleh berturut-turut dan bisa dilaksanakan dengan tidak harus berturut-turut. Artinya berselang hari asal masih di bulan Syawal. Bagaimana cara pelaksanaannya. Apakah harus bayar hutang puasa atau qada dahulu atau bisa Syawal lebih dahulu.

Mazhab Al-Hanafiyah mengatakan, dibolehkan bagi orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan untuk mengerjakan puasa sunnah, termasuk puasa enam hari di bulan Syawal.

Mazhab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah boleh mendahulukan puasa sunnah Syawal dan menunda qadha puasa Ramadhan yang hukumnya wajib. Akan tetapi, hal itu karahah atau kurang disukai (kurang afdhal).

mazhab Al-Hanabilah justru mengharamkan puasa sunnah Syawal sebelum membayar kewajiban qadha puasa. Pendapat tersebut merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, “Siapa yang berpuasa sunnah padahal dia memiliki hutang qadha puasa Ramadhan yang belum dikerjakan, maka puasa sunnahnya itu tidak sah sampai dia bayarkan dulu puasa qadhanya” (HR Ahmad).

Kesimpulannya berdasarkan Mazhab manapun boleh dipakai. Pilihan ada pada kita masing-masing. Yang penting puasa Sunnah Syawal bisa kita kerjakan..(Salam UJH)

Pagar Dewa, 15052021
(Pesan Harian UJH edisi sabtu 15 Mei 2021)

#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.