Sistem Zonasi di SMA 5 Makassar di Duga Meragukan Kebenarannya

Makassar,beritaterbit.com – Sejumlah orang tua siswa yang mendaftar anaknya sebagai peserta didik baru di lembaga pendidikan SMA Negeri 5 Makassar, provinsi sulawesi selatan (sulsel). Mengaku meragukan kebenaran sistem sonasi yang diterapkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Pasalnya siswa yang bertempat tinggal dekat lembaga pendidikan tersebut tidak dapat diterima sedangkan yang lebih jauh dari sekolah tersebut diterima, ada apa ini!

Pengakuan orang tua siswa, Samuel menuturkan kepada Media ini bahwa jarak rumahnya dengan sekolah radiusnya kurang lebih 300m. Kalau buka pintu jendela sekolah tersebut dapat melihat langsung rumahnya. Anehnya anaknya yang mendaftar disekolah tersebut malah tidak diterima sementara yang jauh tempat tinggalnya dari sekolah tersebut justru diterima. Lebih lanjut iya menyampaikan anak saya yang sulung baru tamat dari SMA 5 Makassar, yang kedua baru duduk dibangku SMA kelas 2 sedangkan yang ketiga ditolak di sekolah tersebut, padahal kartu keluarga (KK) dan NIK yang sama.

Hal senada juga disampaikan oleh Dg.Tompo bahwa ada siswa yang berdomisili cukup jauh dari sekolah iya diterima dilembaga pendidikan tersebut sedangkan anaknya yang domisili lebih dekat dari sekolah ditolak oleh panitia. Lebih lanjut iya menyampaikan bahwa iya bisa bantu panitia untuk menunjuk siswa yang tempat tinggal jauh dari sekolah tersebut tapi iya diterima. Kondisi yang demikian iya sangat sayangkan oleh karena itu untuk menguji kebenaran sistem sonasi iya bisa bantu panitia dengan cara iya akan pinjam alat ukur dari BPN sehingga kebenarannya tidak lagi diragukan.

Keterkaitan dengan sistem sonasi yang diduga meragukan kebenarannya, Jumat 18/21 sejumlah wartawan ingin menjumpai kepala sekolah SMA Neg 5 Makassar disekolahnya.Namun hasil pemantauan dari wartawan, pintu gerbang SMA 5 Makassar digembok (terkunci) dan pemandangan yang terlihat didepan pintu tersebut yakni sejumlah orang yang terkesan seolah pengamanan, melakukan pagar betis didepan pintu Sekolah tersebut. Melihat kondisi yang demikan sejumlah wartawan dan orang tua siswa, menanyakan tentang perihal tersebut. jawab mereka, kepala sekolah lagi adapertemuan. Ujar Salah seorang yang ada didalam area Sekolah, Mendengar hal tersebut, wartawan dan sejumlah orang tua siswa memahami atas penyampaian tersebut dan memilih sabar menunggu.

Setengah jam kemudian pintu gerbang dibuka dan kesannya sepertinya mereka mengijinkan tamunya masuk sedangkan wartawan yang mau mengkonfirmasi tentang Zonasi tersebut sepertinya tidak diijinkan masuk. Akibat dari hal tersebut terjadilah adu argumentasi wartawan dengan penjaga pintu gerbang tersebut karena sepertinya mereka mengijinkan orang orangnya untuk masuk.

Melihat situasi yang demikian datanglah seseorang lelaki dari dalam pagar yang mengaku dirinya wartawan dibalik pintu gerbang, iya menanyakan tentang perihal kedatangan maksud dan tujuan wartawan yang ingin mengkonfirmasi kepala sekolah tersebut. Mendengar hal tersebut wartawan memberikan penjelasan tentang konfirmasinya tentang sonasi. Yang mengaku oknum wartawan tersebut dirinya menginginkan hal tersebut disampaikan kepadanya. Seolah olah Oknum Yang Mengaku Wartawan tersebut berperan penting dalam hal tersebut, Mendengar hal yang demikian, wartawan kembali bertanya tentang kapasitasnya sebagai apa disekolah tersebut, “kapasitas bapak disekolah ini sebagai apa….???” Namun lelaki tersebut tidak bisa menjawabnya

Mendengar hal itu iya lalu membuka pintu dan menemui wartawan, dengan sontak dirinya malah memperlihatkan tanda pengenal diri sebagai oknum wartawan namun sekilas,

Hal serupa juga dilakukan oleh pria bertatto yang memakai celana pendek dan memakai topi hitam yang layaknya seperti tukang parkir secara spontanitas dengan suara nada tinggi yang mrnyebut dirinya juga dari Supernas Hukum Dan Ham

“Saya juga dari Supernas Hukum Dan Ham pak” ujarnya dengan nada tinggi seakan akan ingin mengertak wartawan yang ingin meliput

mendengar penjelasan akhirnya iya mengijinkan wartawan masuk tapi dengan suasana yang kurang harmonis karena sempat terjadi adu argumentasi yang membuat suasana menjadi tegang. Kesannya kepala sekolah sepertinya menghindar dari konfirmasi dan lebih memilih melayani tamunya dari dinas pendidikan tersebut sambil tos tangannya dengan tamunya.

Melihat keadaan yang demikian, secara terpisah jumat18/6/21 media ini dan beberapa wartawan langsung menjumpai ketua panitia PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun 2021, Dr Idrus. S,pd., M,pd. di ruang kerjanya, saat dikonfrrmasi iya mengaku bahwa benar ada siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah tapi tidak diterima oleh lembaga pendidikan tersebut. Menurut dia itu kesalahan data yang membuat sistem jadi demikian. Ketika ditanya sistem dibuat oleh manusia, iya menjawab sistem memang demikian sehingga kedepan perlu evaluasi. Pengakuannya dia panitia tidak ada melibatkan oknum wartawan dan LSM tergabung dalam kepanitiaan tersebut dan jika ada yang mengaku itu diluar tanggung jawab mereka.

Keterkaitan dengan ketegangan wartawan dengan penjaga pintu gerbang tersebut yang mengaku sebagai oknum wartawan yang terkesan menghalangi tugas peliputan wartawan untuk mengkonfirmasi tentang sonasi. Menurut dia “hal itu sangat disayangkan karena mereka mengaku wartawan tapi bukan meliput atau menyiarkan tapi justru sepertinya mereka memback up dan menghalangi kegiatan wartawan untuk menemui kepala sekolah tersebut seharusnya wartawan dan LSM tugasnya menyoroti tentang sonasi yang dinilai kebenarannya meragukan bukan melakukan perbuatan yang tidak terpuji” Tutupnya (*)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.