Penjabat Walikota Tinjau Autis Center Bengkulu

BENGKULU, beritaterbit.com – Penjabat Walikota Bengkulu Budiman Ismaun melakukan peninjauan Autis Center yang berada di Jalan Irian Tanjung Jaya Kota Bengkulu. Peninjauan tersebut dilakukannya untuk menyusun program pengembangan pendidikan daerah.

“Peninjauan gedung pelayanan autis ini dalam rangka menyusun program kedepan,” demikian disampaikan Budiman, Kamis (5/4).

Menurutnya, pelayanan autis center ini sudah cukup bagus. Baik itu dari sisi gedung dan tenaga terapis yang ada disana.

“Saya cukup puas dengan adanya autis center ini di Bengkulu,” ucapnya.

Namun, menurutnya masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan keberadaan gedung yang dibangun pada tahun 2014 tersebut. Karena itu, ia berharap dengan adanya sosialisasi pihak terkait agar banyak masyarakat yang megantarkan anaknya untuk terapi ke sana.

“Silahkan masyarakat mengantarkan anaknya terapis di sini. Karena saat ini masih banyak masyarakat yang belum tahu,” ungkapnya.

Tak hanya meninjau pusat layanan autis, Budiman juga mengecek keberadaan Sekolah luar Biasa (SLB) yang berada satu komplek dengan autis center. Menurutnya, fasilitas bangunan sekolah tersebut masih perlu perbaikan.

“Untuk SLB ini, fasilitas masih kurang. Karena itu butuh penambahan baik itu ruangan dan peralatan komputer,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia menilai jumlah guru yang mengajar di SLB tersebut juga kurang. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) agar ada rekrutmen guru untuk mengajar di sekolah yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

“Saya sudah minta kepala BKD agar rekrutmen guru SLB diperbanyak karena saat ini baru tiga PNS di sini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepla Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Autis Center Bengkulu Darlan Hamidi mengakui bila masih sedikit masyarakat yang mengetahui keberadaan pusat layanan tersebut. Padahal, ada banyak hal yang bisa dilayani di sana.

“Saat ini peserta terapi kita ada 42 anak, dari 42 itu hanya 6 anak yang autis. Jadi memang kita tidak hanya melayani yang autis saja, tapi berkebutuhan khusus lainnya juga bisa,” ungkapnya.

Sejauh ini, ia menyampaikan, jumlah tenga terapis yang ada di sana mencapai 32 orang. Mereka ini terdiri dari tenaga ahli medis, psikolog, fisioterapi, terapis dan medis.

“Jumlah peserta terapi pasang surut. Padahal pembiayaannya gratis,” kata dia.

Sementara itu, Kepala SLB Autis Center, Wardani mengungkapkan saat ini SLB di sana hanya ada untuk peserta didik tingkat SD dan SMP. Dia berharap kedepannya ada penambahan hingga tingkat SMA.

“Seharusnya sampai SMA supaya sistem pendidikannya bisa nyambung,” ucapnya.

Saat ini, tambahnya, jumlah guru di sana ada 17 orang. Dari 17 orang itu, hanya 3 orang yang PNS. Ini juga harus menjadi perhatian pemerintah agar ada penambahan jumlah guru.

“Karena 1 guru itu maksimal menangani 3 hingga 5 murid,” tutupnya.(ADV/martin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.