Pelatihan Pencapan Zat Warna Alam Pengrajin Kampung Kauman Surakarta

Surakarta, Beritaterbit.com – 14 September 2022 Masuknya produk batik printing di Indonesia dan pasar gobal menyebabkan UMKM batik tradisional yang masih memproduksi batik secara tradisional yaitu batik tulis menghadapi beberapa hambatan, baik dari segi produksi maupun dari segi pemasaran.

Hal ini mengingat karena sebagian besar
produksi batik masih memanfaatkan teknologi tradisional. Dampaknya adalah nilai ekspor Kota Surakarta setidaknya dalam 10 tahun terakhir yaitu tahun 2010-2020 terus menurun.

Sepanjang 2010 hingga 2020 nilai ekspor menunjukkan tren menurun. Pada 2010, nilai ekspor tercatat sebesar US$ 50,24 juta sedangkan pada 2020 nilai ekspor hanya US$ 33,04 juta.

Selain permasalahan diatas, limbah industri/kerajinan batik sampai saat ini masih menjadi masalah bagi lingkungan. Limbah dari proses pewarnaannya telah menjadi penyumbang pencemaran.

Untuk itu UMKM batik selaku pelaku ekonomi perlu bekerjasama dengan perguruan tinggi dan akademisi dalam menciptakan efektivitas dan efisiensi usaha guna menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di era globalisasi.

Untuk meningkatkan jumlah penjualan dan ekspor batik di Kampung Batik Kauman maka perlu diupayakan adanya variasi jenis produk dan efisiensi dalam pembuatannya. Salah satunya adalah dengan membuat produk batik printing/cap dengan zat warna alam yang lebih mudah dan cepat dalam pembuatannya sehingga biaya produksinya menjadi lebih murah.

Produk batik printing/cap ini akan lebih diminati dan memiliki daya saing baik di pasar nasional, regional, dan internasional karena produk yang dihasilkan bersifat lebih ramah lingkungan. Selain itu dalam produksinya dapat mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya lingkungan perairan mengingat Kampung Batik Kauman berada ditengah-tengah pemukiman dan di jantung kota Surakarta.

Untuk itu pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi Kimia Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi “Warga” Surakarta melakukan pelatihan pembuatan kain batik printing/cap pada para pengrajin batik Kampung Kauman Surakarta dengan tujuan dapat membantu pengerajin lebih produktif dalam menghasilkan produk batik yang lebih diminati konsumen.

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, pengerajin batik dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan dapat menerapkannya dalam proses pembuatan batik yang ramah lingkungan (eco-batik). Luaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah artikel pada jurnal, video kegiatan dimedsos, dan poster. (GP)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.