Menwa Krisis Kaderisasi

Berita Terbit, Bengkulu-Resimen Mahasiswa  (Menwa) mengalami krisis kaderisasi di Provinsi Bengkulu. Ini mendapat perhatian Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, terungkap saat  serasehan yang bertajuk, “Meningkatan Semangat Bela Negara Resimen Mahasiswa Provinsi Bengkulu Dalam Mewujudkan Pertahanan Negara Yang Tangguh”.

Diharapkan, sarasehan ini bisa menjadi tonggak awal peningkatan kaderisasi Menwa,  pada seluruh kampus di Bumi Rafflesia.

Data Kantor Perwakilan (Kanwil) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Provinsi Bengkulu menyebutkan, hingga 31 Oktober 2018, jumlah anggota Menwa Se-Provinsi Bengkulu hanya 60 personil,  dari total 40 ribu mahasiswa di seluruh universitas.

Krisis ini tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus dari para Rektor kata  Rohidin. Sehingga, jumlah mahasiswa yang aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Khusus Menwa cukup memadai dalam ukuran sebuah kampus.

“Jelas hal ini penting dalam rangka menjaga kedaulatan kampus. Ini juga sangat penting,  akan menjadi mitra para Rektor ketika ada persoalan internal. Lebih luas, membantu menjaga marwah kampus masing-masing dan elektabilitas kemahasiswaan”,  papar Rohidin Mersyah usai meresmikan Pembukaan Sarasehan tentang Pertahanan Negara di Lingkungan Perguruan Tinggi, di Ruang pertemuan salah satu hotel,  di Kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu, Rabu (31/10).

Menurut Kepala Kanwil Kemenhan Provinsi Bengkulu,  Kolonel   Laut (KH) Joni Agoesta, kondisi ini jelas memprihatinkan. Karena,  dibandingjan kejayaan Menwa dimasa lalu, saat ini dirasa seakan mati suri. Sehingga, jumlah anggota Menwa di Indonesia khususnya di Bengkulu sangat tidak proporsional dan profesional.

“Apabila situasi ini terus kita biarkan, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat,  Menwa di Bengkulu akan habis. Oleh karena itu,  perlu perhatian dari semua pihak. Khususnya dari pihak kampus dan Kanwil Menhan”,  jelasnya.

Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu Ilham Djaya menimpali, selain permasalahan krisis kaderisasi, berdasarkan hasil penelitian Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT) Bengkulu, bahwa Bengkulu memiliki potensi radikalisme tertinggi di Indonesia dan potensi terbesar ada pada kaum muda.

“Ini merupakan kerjasama yang baik. Karena Pak Gubernur dan para Rektor telah mendukung,  bagaimana potensi Menwa ini bisa ditingkatkan dalam rangka melakukan pertahanan.  Khususnya di tingkat kampus”,  ujar  Ilham Djaya. (MC HUMAS)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.