Lestarikan Dan Kembangkan Budaya “Warisan Endatu Pajoeh Bu Lam Situk“ Tetap Dipertahankan

Bireuen, beritaterbit.com – Upaya melestarikan dan melakukan pengembangan adat budaya yang merupakan warisan “Endatu “ ( Nenek Moyang ) perlu dipertahankan sejauh tidak bertentangan dengan agama Islam.

Itulah acuan dan landasan prosesi pelaksanaan acara Khanduri Gle melestarikan budaya dalam pengembangan yang dilaksanakan acara adat “ Pajoh Bu Lamsituk “ ( Makan Nasi Bersama di Pelepah pinang) sebagai realisasi pelestarian budaya yang sudah langka oleh masyarakat Desa Sukarame Makmur Kabupaten Bireuen.

Demikian penjelasan Nurdin Ismehram tokoh masyarakat Leubu/Makmur kepada media ini Senin,1 Maret 2021 di Bireuen dari hasil pembincangan terkait adat istiadat dan budaya.

Nurdin Ismehram menyebutkan, di Aceh umumnya dan Bireuen kususnya banyak Budaya tradisional seperti kesenian-kesenian dan acara adat lainnya sangat beragam namun bernafaskan Islam maka perlu dilestarikan dan dikembangkan apakah dengan memodifikasi dengan kreasi baru terpenting tidak melanggar aturan agama Islam.

Untuk itu setiap kegiatan yang dilakukan baik itu pertunjukan, kegiatan adat istiadat berupa khanduri turun ke sawah, Khanduri Gle ( gunung), peusijuk (tepungtawar ) letak batu pertama atau kelanjutan pembangunan, menerima tamu terhormat dalam acara resmi, atau lainnya sebagai pengambilan sempena tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan Islam dan pengaruh kuat dari nenek moyang terdahulu .

Tamu yang hadir dalam undangan khanduri Pajoh Bu Lam Situk pun heran dan ada yang tercengan prosesi acara seperti itu Pajoh Bu Lamsituk karena prosesi acara seperti itu sudah langka termasuk Ketua Dewan Kesenian Aceh ( DKA) Kabupaten Bireuen.

Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) H Mukhlis,A.Md yang akrab disapa H Mukhlis Takabeya mengapresiasi masyarakat Sukarame Makmur yang telah melestarikan tradisi adat peninggalan nenek moyang yang sudah langka .(Suherman Amin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.