Djoko Santoso Layak Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi

Berita Terbit,  Jakarta – Wartawan senior Aat Surya Safaat,  apresiasi bakal calon Presiden Prabowo Subianto  yang telah menunjuk mantan Panglima TNI Djoko Santoso, untuk memimpin Tim Pemenangan Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno pada Pilpres 2019 mendatang.

“Sepanjang yang saya amati, Djoko Santoso adalah jenderal yang sangat berdedikasi. Mempunya kemampuan lobi yang mumpuni, dan bisa diterima di semua kalangan. Tetapi dia dikenal tetap rendah hati dan tidak suka menonjolkan diri”, kata Aat, Rabu, di Jakarta .

Penulis buku “Djoko Santoso Bukan Jenderal Kancil”  itu mengatakan itu, menanggapi penunjukan Djoko Santoso sebagai ketua Tim Pemenangan Pasangan Prabowo-Sandiaga, yang dikemukanan Prabowo di ulang tahun Djoko Santoso pekan lalu.

Djoko Santoso itu sosok yang bisa berfikir jernih dan tajam untuk berbagai urusan. Mulai dari strategi tempur, manajemen pengelolaan massa, reformasi TNI, penciptaan perdamaian hingga  mendorong kembali gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional.

“Djoko  juga berpegang pada adagium Jawa,  ‘Sepi ing pamrih rame ing gawe’, alias  karya nyata yang diutamakannya ketimbang berwacana sampai berbusa-busa di depan media untuk kepentingan pencitraan”,  kata mantan Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA, yang juga pernah menjadi Kepala Biro ANTARA di New York itu.

Jenderal Peredam Konflik 

Djoko Santoso sendiri berulangkali menyatakan, ingin memberikan kontribusi nyata dalam membayar hutang sejarahnya sebagai rakyat,  yang meniti karier militer mulai dari bawah hingga menduduki posisi tertinggi di TNI  sebagai Panglima TNI. Djoko itu jelas Aat, tokoh yang mampu meredam konflik di Ambon pada Tahun 2002. Sebelumnya banyak kalangan berpendapat, konflik berdarah-darah yang bernuansa SARA dan sangat mengerikan itu, akan selesai dalam 50 tahun.

Padahal,  dua Pangdam  XVI/Pattimura sebelumnya, gagal meredam konflik. Tetapi ketika Djoko Santoso menjadi Pangdam Pattimura, konflik Ambon dapat diselesaikan dalam enam bulan. Para tokoh agama di Ambon, apakah Kristen, Katolik atau Islam mengakui prestasi gemilang putera Solo, kelahiran 8 September 1952 itu.

Sebelumnya,saat menjadi Danrem 072/Pamungkas di Yogya pada 1998, Djoko Santoso juga berhasil menjadikan demo sejuta massa, untuk menjatuhkan Soeharto berjalan aman dan damai. Bahkan,  tak satupun kaca retak. Sementara Jakarta, Makassar,  bahkan Solo saat itu bergolak, rusuh dan mencekam.

Hal ini juga diakui   Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj yang  beberapa kali mengatakan, Djoko Santoso adalah jenderal yang

bersih dari pelanggaran HAM dan korupsi. Dia juga adalah tokoh di balik reformasi TNI. Dia juga bisa tegas terhadap Malaysia, bahkan terhadap Amerika, saat menjabat sebagai Panglima TNI (ADV/rilis bw)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.