Bupati Trenggalek Bersama Forkopimda Sowan Kyai

Trenggalek, Beritaterbit.com – Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin bersama Forkopimda melakukan kunjungannya pada tokoh masyarakat dan pondok-pondok Pesantren dalam rangka merayakan tradisi kupatan di Kabupaten Trenggalek, Senin (9/5/2022).

Tradisi kupatan yang sudah 2 tahun dilarang oleh Pemerintah karena situasi wabah pendemi Covid-19, pada tahun ini tradisi kupatan sudah mulai digelar kembali di Kabupaten Trenggalek. Menyusul pencapaian vaksinasi dan kasus Covid-19 di Trenggalek yang semakin membaik.

Bupati Nur Arifin bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Trenggalek, kali ini kunjungan pertama yaitu di Pondok Pesantren Babul Ulum Desa Durenan, Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, Bupati Sowan pada Kyai Fatah Muin pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum yang penerus cikal bakal tradisi kupatan di Trenggalek dan dilestarikan oleh masyarakat hingga sekarang.

Tradisi kupatan ini dimulai sejak tahun 1674 oleh Mbah Mesir tokoh agama di Desa Durenan dan pengasuh Pondok Pesantren Babuk Ulum yang sekarang sudah generasi ke-4. Pondok Pesantren ini sekitar tahun 1.600 sudah berdiri dan beliau Kyai Fatah Muin adalah generasi ke-4, jadi kalau kupatan santri-santri dari luar Trenggalek hingga luar Jawa semua datang merayakan tradisi kupatan atau Hari Raya Kupatan, ungkap Bupati Nur Arifin.

Bupati menambahkan, jadi kita berkeliling ke tokoh-tokoh masyarakat, yang paling utama ke Pondok-Pondok Pesantren yang memang memiliki sejarah kuat terkait tradisi kupatan ini.

Semoga silaturahmi ini tidak terganggu dengan lonjakan kasus Covid-19, saya melihat warga masyarakat juga cukup tertib, dimana-mana silaturahmi masyarakat tetap memakai masker, Imbuhnya.

Menurut saya tradisi kupatan ini sangat baik dan sekarang alhamdulillah bisa terlaksana dengan lebih semarak, meskipun kalau kita lihat tadi kita naik sepeda motor dan tidak ada kemacetan yang terlalu seperti 2 atau 3 tahun yang lalu.

Warga masyarakat sudah bisa mengatur ritme silaturahim, tidak menjadi satu waktu siang, namun malam menurut keterangan dari beliau para kyai sudah ada yang berkunjung sehingga tidak terjadi penumpukan atau kerumunan masa. Tradisi kupatan ini biasanya ada serangkaian kegiatan seperti pawai dan sebagainya di tahun ini parah tokoh masyarakat juga bersepakat untuk tidak dilaksanakan pawai sehingga tradisi kupatannya cukup khitmat dengan saling bersilaturahmi dan tentunya dengan kuliner ketupat sayur yang tersedia secara gratis bagi siapa saja yang mau bersilaturahmi, Itu indahnya berkupatan di Kabupaten Trenggalek, ungkasnya. (SG)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.