Progam Prioritas Pembangunan PT PIM Selesaikan Proyek NPK dan IMIA

Foto : Direktur Keuangan dan Umum Rochan Syamsul Hadi

Dewantara-Aceh Utara, Beritaterbit.com – Direktur Keuangan dan Umum Rochan Syamsul Hadi mengatakan bahwa program prioritas mengembangkan PT PIM menjadi lebih maju, selain akan melanjutkan terobosan yang telah dirintis sebelumnya yaitu pembangunan pabrik NPK dan komersialisasikan lahan eks PT AAF serta pelabuhan atau jetty.

“Prioritas kita adalah penyelesaian Proyek NPK dan komersilisasi Iskandar
Muda Industri Area (IMIA),” Kata Rochan Syamsul Hadi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang berlangsung di gedung PT Pupuk Indonesia Group Jakarta.

Rochan Syamsul Hadi menambahkan, selain melanjutkan terobosan yang telah dirintis Husni Achmad Zaki, terkait pembangunan pabrik NPK dan komersialisasikan lahan eks PT AAF serta pelabuhan atau jetty, juga akan terus melakukan langkah-langkah terobosan yang
kreatif dan inovatif dalam meningkatkan daya saing produk pupuk di
pasar komersil, efisiensi, peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM), peningkatan produksi, pengoperasian pabrikyang aman dan fokus
pada pasaran pupuk komersil serta terus merajut jalinan kasih hubungan yang harmonis dengan lingkungan.

Disebutkan, kaitan dengan Program Pengembangan, Pemanfaatan serta
Komersialisasikan IMIA tersebut bagaimana investor menjadi tertarik
untuk menanamkan modalnya. Salah satunya adalah keamanan. Mudah
mudahan berjalan baik karena tujuannya selain tertampung tenaga kerja
yang banyak juga berdampak domino terhadap kemajuan ekonomi Aceh Utara khususnya kawasan sekitar.

Di antara beberapa investor yang akan berinvestasi di IMIA, di antaranya,
PT Korina Refinery Aceh yang akan membangun Pabrik Oil Refinery, PT
Sinergi Peroksida Indonesia yang akan mengopersikan pabrik Hidrogen
Peroksida bahkan PT PIM juga akan mengkomersialisasikan pelabuhan atau Jetty yang ada di kawasan IMIA tersebut.

Ketua Masyarakat Peduli Industri (MPI) Aceh Utara yang populer
disebut TIM 36, H Abubakar Abbas saat bincang bincang dengan Media
ini, Senin 28 September 2020 di Kruenggeukuh Dewantara terhadap program PT PIM ke depan menyambut baik dan mendukungnya.

“Mari kita dukung, sudah hampir 20 tahun setelah PT. AAF, KKA dan PT. Arun berhenti beroperasi tidak ada industri apapun
yang dibangun di kawasan ini”, paparnya seraya menjelaskan bahwa sarana dan prasarana tersedia lengkap di eks Zone Industry Lhokseumawe (ZIL) bahkan untuk keamanan investasi TIM 36 siap dan ikut menjaga.

“Saya ingin sampaikan siapapun investornya baik domestik,
nasional maupun internasional dipersilakan untuk menanamkan modalnya
di Kawasan Ekonomi Aceh Utara dan Lhokseumawe. Dan jangan percaya kepada isu-isu negative yang dihembuskan oleh orang tidak bertanggungjawab yang menyatakan Aceh tidak aman terhadap investasi”. Jelasnya.

H Abubakar Abbas yang mengaku dirinya terlibat langsung dalam berbagai
kegiatan industry di ZIL tahun 70 an termasuk permbebasan lahan tidak
ribut dan dengan tidak saling menyalahkan , semua aman, namun dalam hal ini pihaknya ingin mengingatkan kepada siapapun investornya tolong utamakan putra putra daerah dan lingkungan untuk tenaga kerja.

Lebih lanjut H Abubakar Abbas memaparkan, kawasan ini sebelumnya
merupakan kawasan industry maka terjadi urbanisasi. Dan terakhir ini
tidak ada industry yang dibangun menyebabkan pengangguran menjadi
tertinggi di Aceh Utara dan Lhokseumawe, kususnya Kecamatan
Dewantara”, pungkasnya. (Suherman Amin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.