Peringatan 15 Tahun Damai Aceh di Meuligoe Wali Nanggroe Ricuh • Wali Nanggroe Terpaksa Dievakuasi

Foto : Kericuhan terjadi di Meuligoe Wali Nanggroe. Pada peringatan 15 tahun Damai Aceh (foto : Istimewa)

Banda Aceh, Beritaterbit.com – Krue Seumangat, prosesi pelaksanaan pagelaran memperingati 15 Tahun Hari Damai Aceh yang dipusatkan di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh, Kawasan Lampeuneurut Aceh Besar, Sabtu, 15 Agustus 2020 berakhir ricuh dan wali nanggroe dan forkofimda dan muallem ( Muzakir Manaf) terpaksa di evakuasi .

Menurut informasi aksi kericuhan terjadi setelah semua kegiatan seremonial selesai dan tiba-tiba datang sekelompok massa yang berseragam merah-merah yang didominasi wanita mencoba mengejar Wali Nanggroe Aceh, Malek Mahmud yang sudah berada di helikopter.

Dikabarkan Wali Nanggroe Malek Mahmud berada di atas helicopter bersama pejabat Forkopimda lainnya disebut-sebut akan terbang ke Kabupaten Aceh Utara, menghadiri sebuah acara di sana.

Di antara sekelompok warga berteriak meminta Wali Nanggroe turun dari Heli untuk menemui mereka,sekaligus meminta kembalikan bendera Gam untuk dikibarkan.

Jumlah massa berkisaran 30-an orang terlibat aksi saling dorong dengan aparat TNI meminta agar mereka diizinkan masuk ke Meuligoe Wali Nanggroe sembari berteriak Cage Cage berikan bendera kami serta Ketua BRA harus bertanggungjawab.

Diberitakan, Wali Nanggroe Malik Mahmud akhirnya dievakuasi dari helikopter menggunakan sebuah mobil bersama rombongan untuk diamankan ke kawasan Blang Padang.

Pak Wali dievakusi bersama rombongan turun dari helikopter dan langsung memasuki mobil dengan kawalan ketat aparat TNI.Akan tetapi Muzakkir Manaf ( Muallem) dijemput oleh mobil lainnya yang menyusul dari belakang.

Dalam prosesi aksi tersebut Wali Nanggroe bersama pejabat Forkopimda lainnya yang rencana terbang ke Kabupaten Aceh Utara, menghadiri sebuah acara di sana ditunda dan tidak jadi berangkat.

Sebelumnya, Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Fakhrurrazi Yusuf mengatakan, peringatan hari damai Aceh adalah kali dilakukan dengan sederhana, namun meriah. Pelaksanaan ini mengacu pada MoU Helsinki, UUPA, intruksi presiden tentang pelaksanaan nota kepehamanan antara RI dan GAM.

Sementara Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Saed Fakhrurrazi menyebut, peringatan hari damai Aceh kali ini dilakukan dengan sederhana, namun meriah. Dan prosesi pelaksaanaannya mengacu pada MoU Helsinki, UUPA, sesuai instruksi Presiden tentang pelaksanaan nota kesepahaman antara RI dan GAM.

“Tujuannya dalah menjadikan refleksi, pengingat menjaga perdamaian. Jadikan damai ini sebagai referensi atas pelaksaan referendum antara RI dan GAM,” ujar dia.

Fakhrurrazi berharap, peringatan hari damai Aceh kali ini dapat dijadikan refleksi pengingat perdamaian di Tanah Rencong. Perdamaian ini seyogyanya dijadikan referensi atas pelaksanaan referendum antara RI dan GAM. (Suherman Amin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.