Corona Menjadi Momentum Untuk Hidup Sehat

Oleh : Junaidi Muhi (Aktivis Pendidikan)
Senin, 25 Mei 2020

Setelah beberapa kali diperpanjang masa libur sekolah yang tujuan dari kebijakan itu adalah untuk menekan penyebaran wabah covid-19 yang juga sudah menjadi pandemi dunia, akhir masa liburan tersebut adalah tanggal 29 Mei 2020 sesuai dengan masa darurat yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Nasional.

Gubernur dan Walikota juga seluruh Bupati sama-sama mengeluarkan kebijakan itu, dan itu baik artinya ada sinergitas dalam kebijakan untuk menekan angka penyebaran wabah ini.

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah kota Bengkulu telah ditetapkan oleh Gugus Tugas Nasional menjadi daerah transmisi lokal, artinya penyebaran covid-19 ini sudah sangat gampang terjadi antara masyarakat.

Tentunya pemerintah harus mempunyai kebijakan yang jitu tentang hal ini, jangan sampai dengan masuk nya anak sekolah dan terjadi penyebaran wabah ini, cluster yang selama ini ada di Bengkulu bertambah dari sekolahan, bisa jadi nama tersebut cluster sekolahan.

Soal ditambah libur bukan persoalan, tapi hal tersebut diatas wajib kita menjadi perhatian pemerintah, mengingat anak-anak rentan dengan wabah ini. Saatnya kita mulai berbenah diri, tentu ada tatacara yang perlu dipersiapkan dalam menyambut anak-anak masuk sekolah. Dan tatacara tersebut harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Sudah saatnya corona menjadi momentum untuk kita semua hidup sehat dan bersih, tidak terkecuali siswa/i se-indonesia.

Ada beberapa hal yang mesti benar-benar menjadi perhatian kita bersama, karena memang hanya dengan bersama-sama lah kita mampu menghadapi wabah ini.

1. Wajib menggunakan masker di sekolah.

2. Sekolah mempersiapkan tempat cuci tangan di di depan pintu masuk kelas.

3. Satu meja yg biasa untuk 2 orang siswa, sekarang harus menerapkan 1 meja satu orang siswa, tentunya berakibat pada berkurangnya jumlah siswa dalam satu kelas, dan kekurangan kelas, bisa dibagi, menjadi kelas pagi dan kelas siang. Begitu juga dengan guru, kekurangan guru bisa ambil tenaga honor baru, dan ini rana nya pemerintah, bagaimana nanti kebijakan yang akan mereka ambil.

4. Merubah pola, dari yang tidak biasa menjadi biasa bahkan wajib. Kalau Jepang bisa mengapa kita tidak bisa, ini hanya persoalan kebiasaan.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.